Wednesday, May 8, 2013

Alamak, program Dinas Pertanian Lamongan ‘amburadul’

LENSAINDONESIA.COM: Kendati sejumlah program dari Kementrian Pertanian tengah di kucurkan ke Kab. Lamongan guna meningkatkan hasil produksi pertanian selama ini, baik tanaman padi maupun tanaman polo wijo selama ini, belum seluruhnya memihak kepada para petani. Karena selama ini, setiap program dari Kementrian Pertanian hanya dapat dinikmati bagi petani tertentu.

Sedangkan sejumlah program dari Kementerian Pertanian yang nilainnya mencapai puluhan miliar selama ini. Misalnya Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPMLUEP ) sejak di gulirkan program ini hasilnya tidak jelas.

Baca juga: Dua mantan pimpinan DRPD Bojonegoro mangkir dari sidang dan Angka kematian ibu melahirkan di Bojonegoro tinggi

Program pertanian organik yang dicanangkan sejak 12 tahun inipun Dinas Pertanian Kab. Lamongan tidak ada tanda tanda bergerak untuk mewujutkan program yang selama ini diharapkan para petani . Dan kenyataannya pihak Dinas Pertanian Lamongan hanya jalan di tempat.

Dengan demikian jangan heran mana kala setiap musim tanam petani akan kesulitan mendapatkan pupuk. Padahal kalau program pertanian organic dari Kementrian Pertanian ini dilankan, maka hasil pertanian di Lamongan akan meningkat.

Program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT ) di laksanakan di sejumlah wilayah Kab.Lamongan ini pun juga tidak membuahkan hasil. Padahal Pemerintah tengah mengglontorkan dana miliaran untuk program ini.

Namun kenyataanya program ini mandek dan tidak berjalan seperti yang diharapkan pemerintah. Dan ada dugaan dana untuk program ini juga menjadi bancakan oknum Dinas Pertanian Pemkab. Lamongan.

Belujm lagi (PUAP) Program Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan, juga amboradul disejumlah daerah penerima program dari kementrian Pertanian ini. Padahal Kementrian Pertanian untuk program ini tengah mengucurkan dana miliaran rupiah sejak tahun 2008 ini, hasilnya hanya bisa dinikmati petani tertentu.

Dan di duga data yang disampaikan ke Kementrian untuk penerima dana bergulir itu banyak yang fiktif. Sehingga dana tersebut hanya dinikmati oknum oknum tertentu.

Kondisi ini bisa menyeluruh di wilayah penerima ( PUAP ) Program Pengembangan Usaha Agrabisnis Pedesaan. Salah satu contoh di Wilayah Kecamatan Kedungpring. Realisasi dana BLM – PUAP gabungan kelompok tani "Tani Abadi" data yang ada, petani penerima hampir mencapai 100 orang. Hasil dari penelusuran LICOM, ada dugaan data yang ada fiktif dan menyalahi aturan yang ada.

Misalnya seharunya satu KK hanya menerima satu paket. Namun kenyataanya ada dua penerima dalam satu keluarga. Bagi penerima program ini harus petani yang benar benar mempunyai lahan pertanian.

Namun kenyataanya mereka yang tidak punya lahan pun juga mendapatkan dana dari program tersebut. Belum lagi orang yang sudah meninggal dunia juga dimasukan dalam data penerima program tersebut. Sedangan bagi petani penerima juga tidak luput di pungut dana dengan alasan ini dan itu.

Sedangkan terkait amboradulnya Program Pengembangan Usaha Agrabisnis Pedesaan (PUAP ) KUPT Kedungpring Abdul Malik Ketika dikonfirmasi oleh LICOM pihaknya akan melakukan pengawasan yang ketat. Dan ketika di singgung masalah data yang fiktif pihaknya akan mengecek lagi.

"Kami akan melakukan pengawasan dan melihat lagi data bagi penerima," katanya.

Pihaknya juga menambahkan, selama ini pihak Dinas Pertanian pemkab. Lamongan selalu menjalankan program program dari Kementrian Pertanian.@ Ali Muhtar

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Catur Prasetya @lensaindonesia 08 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/08/alamak-program-dinas-pertanian-lamongan-amburadul.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment