BAGI Anda yang telah menghabiskan uang membeli buah dan sayuran organik mungkin akan kecewa mendengar ini. Nyatanya sebuah studi baru menunjukkan bahwa buah dan sayuran organik kurang bergizi dan rasanya pun tidak lebih baik daripada sayur dan buah yang ditanam menggunakan bahan kimia.
Namun, makanan organik memang menguntungkan bagi lingkungan. Dari uji coba terhadap tiga tanaman yakni kentang, brokoli, dan tomat, ditemukan, tanaman nonorganik ternyata lebih bergizi dan lebih enak, menurut laporan Daily Express (23/3).
Untuk brokoli yang ditanam secara normal tingkat antioksidan lebih tinggi daripada sampel organik. Sementara itu, pada kentang, ditemukan bahwa versi yang ditumbuhkan dengan pupuk kimia mengandung lebih banyak vitamin C. Adapun tomat nonorganik memiliki rasa yang kuat dan manis daripada yang organik, menurut 69 persen dari pencicip.
Ahli gizi Carina Norris mengatakan, "Penelitian ini menunjukkan bahwa buah dan sayuran yang ditumbuhkan secara nonorganik juga memiliki banyak kebaikan. Yang paling penting bagi kita sebenarnya yakni untuk senantiasa makan sayur dan buah, baik organik maupun tidak."(Pri/OL-06)
sumber:mediaindonesia.com
Monday, May 9, 2011
Makan Kentang Biar Ramping
BERITA gembira bagi para pecinta kentang, Anda kini tidak perlu menghindari bahkan berhenti mengonsumsinya demi menurunkan berat badan, menurut penelitian.
"Dalam upaya menurunkan berat badan, bukan berarti kita mesti menghindari makanan tertentu. Sebaliknya, kita mesti mengurangi jumlah kalori," kata Britt Burton-Freeman, University of California yang memimpin studi tersebut pada tahun lalu, seperi dikutip dari Medical Daily.
"Tidak ada bukti bahwa kentang, ketika dikonsumsi secara moderat, berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Pada kenyataannya, kentang bahkan dapat menjadi bagian dari program penurunan berat badan," tambahnya.
Para peneliti mempelajari 86 laki-laki dan perempuan yang mengalami kelebihan berat badan selama 12 minggu untuk mengukur efek dari diet modifikasi indeks glikemik yakni mengurangi kalori dengan penambahan kentang. Indeks Glikemik atau GI adalah ukuran dampak karbohidrat pada tingkat gula darah.
Dibagilah para partisipan dalam tiga kelompok secara acak. Setiap kelompok menjalani diet yang mencakup lima sampai tujuh porsi kentang per minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok kehilangan berat badan.
Satu kentang berukuran sedang mengandung hanya 110 kalori per porsi, mengandung kalium lebih banyak (620 gram) daripada pisang, dan menyediakan hampir separuh dari nilai harian vitamin C (45 persen), serta tidak mengandung sodium, lemak, atau kolesterol. (Pri/OL-06)
sumber: mediaindonesia.com
"Dalam upaya menurunkan berat badan, bukan berarti kita mesti menghindari makanan tertentu. Sebaliknya, kita mesti mengurangi jumlah kalori," kata Britt Burton-Freeman, University of California yang memimpin studi tersebut pada tahun lalu, seperi dikutip dari Medical Daily.
"Tidak ada bukti bahwa kentang, ketika dikonsumsi secara moderat, berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Pada kenyataannya, kentang bahkan dapat menjadi bagian dari program penurunan berat badan," tambahnya.
Para peneliti mempelajari 86 laki-laki dan perempuan yang mengalami kelebihan berat badan selama 12 minggu untuk mengukur efek dari diet modifikasi indeks glikemik yakni mengurangi kalori dengan penambahan kentang. Indeks Glikemik atau GI adalah ukuran dampak karbohidrat pada tingkat gula darah.
Dibagilah para partisipan dalam tiga kelompok secara acak. Setiap kelompok menjalani diet yang mencakup lima sampai tujuh porsi kentang per minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kelompok kehilangan berat badan.
Satu kentang berukuran sedang mengandung hanya 110 kalori per porsi, mengandung kalium lebih banyak (620 gram) daripada pisang, dan menyediakan hampir separuh dari nilai harian vitamin C (45 persen), serta tidak mengandung sodium, lemak, atau kolesterol. (Pri/OL-06)
sumber: mediaindonesia.com
Subscribe to:
Posts (Atom)