Tuesday, August 23, 2011

Usaha Warnet

Pernah menolak tawaran menjadi pegawai bank, Salman Azis Alsyafi justru keukeuh menjalani bisnis. Sarjana Komputer Universitas Indonesia ini membuktikan dirinya sukses berbisnis warnet.

Motivasi saya terjun dalam bisnis adalah karena ingin mengeksplorasi daya imajinasi dan kemampuan saya tanpa dibatasi oleh sistem yang sudah ada. Sebab, saya orang yang senang menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi banyak orang," ujar Salman Azis Alsyafdi, pemilik usaha dan waralaba Warnet Gue.

Warnet Gue yang berlokasi di kawasan BSD, Serpong, berbeda dengan warnet lainnya. Sebab, Salman melengkapi Warnet Gue dengan fasilitas servis dan penjualan komputer. Namun, fokusnya tetap pada game on line dan sangat digemari oleh anak-anak. Warnet Gue juga menyediakan layanan makanan dan minuman. Harapannya, para pelanggan betah berlama-lama berada di warnetnya. "Ini strategi untuk meningkatkan omset," ujar pria kelahiran Jakarta,11 Februari 1986 itu.

Salman mengatakan, rata-rata omset Warnet Gue antara Rp 10 sampai Rp 12 juta per warnet/bulan. Manajemen Warnet Gue sedang menyiapkan pembangunan Warnet Gue ke-14. Kebanyakan warnetnya berada di Jabodetabek. "Ke depan, saya ingin lebih mengembangkan usaha waralaba warnet dalam rangka ekspansi usaha dan penambahan cabang. Saya coba memadukan dengan usaha makanan dan minuman. Ini merupakan konsep baru," tambahnya. 

Peringkat 2 Lomba Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2007 kategori mahasiswa yang  diadakan Bank Mandiri itu mengaku senang melihat anak-anak muda saat ini yang semakin tertarik menjadi pengusaha. Tapi, kata Salman, masih banyak anak muda yang setengah hati mewujudkan cita-citanya itu.

Dari pengamatan Salman, terkadang anak-anak muda begitu semangat ingin membuka usaha setelah keluar dari seminar waralaba. Namun, setelah beberapa hari kemudian semangat itu kendur sebelum menjalani usahanya. Atau, mereka sudah mulai usaha, tapi kemudian berhenti, menyerah menghadapi tantangan bisnis. "Seharusnya mereka menyadari membangun bisnis tidak gampang.  Memulai sebuah usaha ibarat mendaki gunung yang tinggi perlu kerja keras, kerja cerdas dan semangat pantang menyerah. Setelah mengalami proses jatuh bangun (secara mental—Red), barulah kita akan sampai pada puncak gunung,"ujarnya.

Ide mengembangkan Warnet Gue, berawal saat Salman masih kuliah tahun kedua di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI). "Ketika itu, saya tinggal di asrama UI yang berisi sekitar 1.000 mahasiswa. Saya lihat, kok belum ada warnet di situ. Saya berpikir kenapa tidak bikin warnet saja. Toh, itu sesuai dengan background pendidikan saya. Makanya saya mengambil  peluang bisnis warnet itu," tambahnya.

Untuk membangun usaha warnet itu, dia bermitra dengan temannya, dengan komposisi modal 50:50. "Saat itu, modal yang dibutuhkan sekitar Rp 38 juta. Saya menyediakan modal Rp 19 juta. Rinciannya, sebesar Rp 11 juta berasal dari hasil dagang saya selama jualan komputer dan jual buku di kampus UI. Sisanya Rp 8 juta berasal dari orangtua," ungkap Salman.

Dia juga berhasil menyakinkan orangtuanya—yang menginginkan Salman menjadi pegawai— setelah berjanji akan hidup Mandiri. Permintaan modal itu merupakan permintaan uang terakhir kalinya kepada orangtua. "Janji kepada orangtua itu memicu semangat saya makin berkobar. Syukur, saya sekarang bisa membiayai hidup dari hasil perjuangan sendiri," katanya bangga.

Saat kuliah, lanjut Salman, hasil penjualan buku-buku fotokopian dan buku komputer di Kampus UI, Depok, cukup besar untuk ukuran kantong mahasiswa. Ide jualan buku muncul karena dia melihat pasar yang relatif besar. Seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI yang berjumlah 100 orang butuh buku teks. "Awalnya, mahasiswa fotocopy sendiri-sendiri. Tidak ada yang organisir. Jadi, saya pikir kenapa tidak dikoordinir saja. Kan bisa jadi bisnis, selain bisa memudahkan mahasiswa mendapatkan buku," tuturnya. Setelah berjalan sekian bulan dan Salman sudah fokus mengurusi warnet, akhirnya bisnis buku fotocopy diserahkan ke senat.

Saat ini, selain punya empat warnet milik sendiri, Salman juga memiliki sembilan Warnet Gue yang dikembangkan secara waralaba. Salman mengaku, tidak menyesal pernah menolak menjadi bankir karena sekarang penghasilannya dari bisnis lebih besar daripada pendapatan seorang bankir. "Tapi, pada waktu menolak sih, pendapatan bisnis saya masih kecil dibandingkan jadi bankir. Saya mikirnya kan jangka panjang. Lagi pula kalau jadi wirausaha, kita yang kontrol penuh bisnis  kita," tambah sarjana komputer tahun 2008. (*/Warta Kota)

sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com

No comments:

Post a Comment