Pemahaman tentang prinsip-prinsip pembukuan dan akuntansi sangat penting bagi siapa saja yang tertarik untuk berkarir di bidang Akuntansi dan Keuangan—termasuk para pelaku pebisnis. Pada dasarnya, tujuan pembukuan dan akuntansi tiada lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan suatu usaha atau bisnis. Informasi posisi keuangan sangat dibutuhkan oleh pemilik, manajer, kreditur, termasuk lembaga pemerintah (Ditjen Pajak, Bea Cukai dan lembaga pemerintah lainnya).
Seseorang yang melakukan aktifitas pencatatan atau perekaman transaksi-transaksi dalam suatu usaha di Indonesia disebut sebagai Pegawai Pembukuan (kadang hanya disebut Pegawai Akunting), atau Bookkeeper dalam bahasa Inggris. Sedangkan untuk proses mengklasifikasikan dan meringkas transaksi bisnis dan menafsirkan efek-efeknya biasanya dilakukan oleh seorang Akuntan. Sehingga secara ringkas bisa dikatakan bahwa proses pencatatannya dilakukan oleh seorang pegawai Pembukuan, sedangkan interpretasinya dilakukan oleh seorang Akuntan.
Elemen Dasar Posisi Keuangan dan Persamaan Dasar Akuntansi
Kondisi (posisi) keuangan perusahaan—dalam Akuntansi populer disebut Neraca–ditunjukan dalam sebuah formula (rumus) yang disebut dengan Persamaan Akuntansi. Formula ini tiada lain merupakan hubungan saling terkait antara: Aktiva (Asset) dengan Kewajiban (Liability) dan Modal (Capital):Aset (Asset) – Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan ditunjukan dalam nilai uang tertentu (karena memang memiliki nilai uang)—misalnya: Kas (Cash), Persediaan (Inventory), Gedung (Building), dan Peralatan (Equipment).
Kewajiban (Liability) – Jumlah utang kepada lihak luar—misalnya: surat hutang, hutang, hutang obligasi.
Modal (Capital) – Kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan yang ditunjukan dengan cara menyetor uang atau bentuk kekayaan lain. Modal juga biasa disebut dengan Ekuitas Pemilik (Owner Equity).
Sekalilagi, ketiga elemen dasar ini terkait satu sama lainnya dalam sebuah hubungan yang disebut Persamaan Akuntansi. Persamaan ini menyatakan kesamaan aset di satu sisi dengan klaim para kreditur dan pemilik di sisi lainnya. Dalam bentuk formula menjadi:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
[box_light]Untuk diingat: Persamaan akuntansi Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik harus seimbang setelah setiap transaksi.[/box_light]
Contoh:
Selama bulan Januari, Bapak Bondan, seorang Pengacara:
1. Menginvestasikan Rp 5.000.000 untuk membuka praktek hukum-Nya.
2. Membeli perlengkapan kantor secara kredit pada sebesar Rp 500.000
3. Menerima uang tunai sebesar Rp 2.000.000 dari klien.
4. Mengeluarkan uang tunai untuk membayar hutang sebesar Rp 100.000
5. Menarik uang sebesar Rp 500.000 untuk penggunaan pribadi.
Transaksi ini dapat dianalisa dan dicatat sebagai berikut:
Aktiva = Kewajiban + Modal
1. Kas Pak Bondan, Modal1.
+ $ 5.000 = + $ 5.000
2. Perlengkapan Hutang
+ $ 500 = + $ 500
3. Kas Pendapatan
+ $ 2.000 = + $ 2.000
4. Kas Hutang
- $ 100 = – $ 100
5. Kas Pak Bondan, Modal
- $ 500 = - $ 500
Dari contoh di atas terlihat jelas bahwa untuk setiap transaksi, ada dua entri yang dibuat. Dan, di setiap akhir transaksi, persamaan akuntansi tetap dalam kondisi seimbang (balance).
sumber : http://jurnalakuntansikeuangan.com
No comments:
Post a Comment