Tuesday, April 19, 2011

Tips Berbisnis Studio Musik

Dunia musik yang banyak berkembang sekarang sebenarnya telah membuka peluang untuk berbisnis studio musik. Banyak orang yang enggan menjajaki bisnis ini lantaran butuh modal lumayan besar hanya untuk membeli peralatan musiknya. Namun jangan khawatir, karena studio musik tetap dibutuhkan untuk menghasilkan rekaman yang profesional atau sekadar tempat latihan. Kondisi tersebut, tentunya membuat peluang bisnis tetap terbuka. Lalu apa saja yang diperlukan untuk mulai membuat studio musik?


1. Lokasi

Untuk menghemat biaya, Anda dapat memanfaatkan sebagian ruangan di tempat tinggal Anda untuk dijadikan studio musik. Namun untuk memperbesar peluang, lokasi pada dasarnya harus strategis. Artinya dekat dengan konsumen sasaran (dekat kampus atau sekolah) dan menyediakan tempat parkir. Untuk promosi, Anda perlu menyebar pamflet.

2. Spesifikasi alat

Spesifikasi studio rental musik dibagi menjadi 3 kategori, alat musik lokal, berlisensi, atau build up (original). Untuk spesifikasi alat-alat buatan dalam negeri, kisaran budget yang dibutuhkan antara Rp 25 juta sampai Rp 35 juta. Ada yang bilang kualitasnya tidak sebagus alat musik berlisensi. Namun jika dana Anda terbatas, alat musik lokal memang sebuah solusi tepat. Untuk alat musik berlisensi, membutuhkan biaya sekitar Rp 40–75 juta. Kualitasnya bagus, tapi Anda perlu cermat memilih. Sedangkan alat musik build up/original biayanya bisa sampai Rp 75 juta lebih, namun kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.

3. Ruangan

Luas ruangan studio musik minimal 4 x 4 meter dengan dengan tinggi 3 meter. Ukuran ini ditentukan berdasarkan kemampuan panjang gelombang alat musik bass yang bisa mencapai jarak 3–4 meter per satu gelombang. Jika gelombang terpantul secara kurang sempurna, maka bunyinya tidak bagus. Untuk bentuk ruangan, hindari bentuk kubus. Ini berhubungan dengan standing wave yang berada di sekitar tengah ruangan yang membuat suara kurang enak didengar. Selain peredam, gunakan bass trap pada setiap sudut ruangan. Bass trap bisa dibuat per modul dengan ukuran minimal 80 x 120 cm per modulnya dan diisi rigid fiberglass (bahannya biasanya berwarna kuning seperti dacron). Selain itu seluruh permukaan tembok diusahakan dipasang diffusor (pemecah suara), dan hindari dua permukaan saling berhadapan langsung.

4. Manajemen

Sistem manajemen harus dilaksanakan dengan rapi, terutama manajemen keuangan. Misalnya pengaturan biaya operasional perawatan alat musik (termasuk penyediaan cadangan snar gitar, drum stick, cymbal), serta biaya listrik dan telepon (minimal pulsa ponsel untuk mempermudah booking tempat). Semua perlu diatur dalam satu manajemen yang teratur.

Tips menjalankan usaha studio musik

Dalam menjalankan sebuah usaha, tentunya Anda harus pintar-pintar dalam mengelola dan mempertahankan eksistensi usaha Anda agar dapat berkembang dengan baik. Berikut tips mengelola usaha studio musik.

1. Buat rencana bisnis ini dengan matang dan sebaik-baiknya sebelum Anda memulainya agar modal Anda tidak sia-sia.
2. Selalu perhatikan alat-alat musik yang Anda sewakan, ketahui juga penggunaannya. Jangan sampai ada pelanggan yang tak bertanggung jawab merusak peralatan Anda.
3. Anda bisa memasang kamera pengintai dalam studio, sehingga tenaga operator Anda dapat selalu mengawasi penggunaannya.
4. Buatlah aturan penyewaan studio musik. Baik sewa harga per-jamnya, kapasitas orang yang boleh musik ke studio, aturan di dalam studio, dll.
5. Berikan pelayanan yang terbaik pada semua pelanggan.
6. Seiring waktu, lengkapi peralatan yang terbaru dan digemari.
7. Berikan fasilitas tempat kendaraan pelanggan yang aman, agar pelanggan benar-benar puas terhadap pelayanan studio musik Anda.


sumber: http://ciputraentrepreneurship.com

No comments:

Post a Comment