Pakai knalpot racing yang banyak dijual di pasaran, bisa aja langsung pasang. Mesin tetap bisa hidup dan juga dapat dipakai jalan.
Namun lebih baik seting dulu agar perfoma lebih bagus. Sebab terkadang mesin jadi lemot di rpm bawah dan atas, timbul gejala ngilitik hingga terjadi letupan saat gas ditutup.
Sendangkan munculnya gejala seperti itu, karena konstruksi beda dengan standar. Terutama volume pada pipa dan tabung silencer yang dipengaruhi panjang, lebar hingga susunan sekat yang ada di tabung.
Karena berubah bentuk, otomatis tendangan balik gas buang di perut knalpot ke ruang bakar tekanannya jadi berbeda. Makanya perlu penyesuaian di bagian komponen penyuplai gas bakar, terutama setingan karburator,” terang Marsudi mekanik yang kini gabung di tim Honda Denso Castrol NHK Jayadi Racing Team.
Untuk melakukan seting karbuartor juga tidak asal ganti komponen. Apalagi sekadar ganti knalpot racing tanpa ada bagian mesin yang ikut dimodifikasi. Marsudi bilang, cukup atur sekrup aliran udara. Atau naikkan spuyer main-jet 1 atau 2 step sesuai kebutuhan. Itu pun kalau perlu.
Lanjut Marsudi, untuk setelan sekrup udara baiknya sedikit ditutup. Sementara kalau untuk standar biasa pakai ukuran 1½ putaran balik dari posisi tertutup, dengan menggunakan knalpot racing yang lebih plong coba dibikin 1¼ putaran balik.
“Penyempitan aliran udara di lubang karbu lewat setelan sekrup udara, dimaksudkan agar mesin tidak gampang meletup ketiga grip gas tertutup. Sebab dalam kondisi itu di mana knalpot sudah plong, bensin jadi lebih sedikit daripada udara. Makanya dipersempit lagi agar bensin jadi lebih banyak. Letupan pun berkurang,” wantinya.
Selain seting sekrup udara. Untuk memaksimalkan tenaga di gasingan atas, di mana perut knalpot sudah lega dan butuh tendangan balik lebih kuat, Marsudi menyarakan untuk mengatur ulang spuyer main-jet.
“Biasanya sih aliran gas bakar diperbesar. Caranya, dengan menaikkan ukuran spuyer main-jet 1 atau 2 step. Peningkatan ini tentu harus disesuakan dengan kebutuhan. Caranya bisa dilihat dari hasil pembakaran. Seperti, kepala busi jangan terlalu putih atau hitam sekali,” lanjut mantan intruktur sekolah mekanik HMTC Jakarta.
Setelah karburator di seting ulang, penyesuaian lainnya bisa dengan mengatur setelan klep. Tapi kata Marsudi, setelan klep lebih ditujukan untuk memaksimalkan tenaga di rpm bawah atau atas, juga menyesuaikan kondisi cuaca di sekitar.
Misalkan ingin kejar torsi, saran Marsudi setelan klep bisa dibikin renggang dari ukuran standar. Apalagi kalau suhu di sekitar tempat tinggal pemilik motor cenderung dingin.
Sebaliknya kalau tenaga mesin ingin kerjar rpm atas. “Kondisi ini bisa diakali dengan menyeting setelan klep lebih rapat dari ukuran standar, agar gas bakar lebih deras masuk ke dapur pacu. Tambah lagi jika kondisi sekitar cenderung panas. Setingan ini lebih aman,” imbuh Marsudi.
Terakhir, untuk aliran udara disarankan Marsudi agar tetap menggunakan filter udara asli atau bisa juga pakai saringan udara variasi. Sebab kalau plong, khawatir karburator cepat kotor apalagi tipe vakum yang terkenal rawan gesekan.
sumber:otomotifnet.com
No comments:
Post a Comment