LENSAINDONESIA.COM: Ini baru awal tahun 2013, namun beberapa cabor mulai resah dan gerah terkait anggaran dana untuk pembinaan atlet. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi dunia olahraga Jawa Timur. Apalagi Jawa Timur adalah daerah yang merupakan salah satu lumbung atlet nasional.
Tentunya kondisi tersebut sedikit banyak akan berpengaruh kepada peta olahraga nasional. Keresahan Pengprov cabang olahraga sehubungan dengan minimnya dana untuk pembinaan itu salah satunya dilontarkan oleh Ketua Umum FORKI Jatim (Federasi Olahraga Karateka Indonesia) Jatim, Totok Lusida.
Baca juga: Dhimam Abror Ketua PB Porprov Jatim IV 2013 dan Sukoto Buka Turnamen Hoki Three on Three di Mall Surabaya
"Bagaimana kita bisa berprestasi kalau dana minim. Ini baru awal tahun, tapi kondisinya sudah seperti ini. Kondisi seperti ini bisa jadi juga terjadi di cabor lain, tidak hanya di karate saja," ujar Totok Lusida.
Diakui meski baru di awal 2013, namun pihaknya sudah berteriak terkait minimnya dana. Hal itu dikarenakan perihal dana adalah hal yang siginifikan untuk mencetak prestasi. "Tahun 2013 ini dana yang kita terima lebih kecil dari tahun 2012. Terus terang saja bagaimana mau buat prestasi yang tinggi kalau dananya cekak," tandas pria asli Surabaya ini.
Lebih lanjut Totok yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Jatim ini menuturkan bahwa tahun ini FORKI Jatim sama sekali tidak mematok target muluk-muluk. Ini tidak lepas dengan kurangnya sokongan dana untuk para karateka. "Tidak adanya target itu juga karena terkendala dana. Ya kita landai-landai saja. Namun kita akan tetap kirimkan atlet untuk ikut kejuaraan-kejuaraan," paparnya.
Dicontohkan Totok Lusida, pekan lalu FORKI Jatim baru saja memberangkatkan 20 atlet ke Kejurnas Piala KSAD di Batam. Jawa Timur di event itu mampu meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. "Meski dana bantuan minim tapi kita tetap ikutkan atlet kesana. Namun yang perlu dipikirkan, untuk dana pribadi khan ada juga batasnya. Untuk itu kami mohon pihak-pihak terkait untuk memikirkan ini," tegas Totok.
Menurutnya, dana mutlak diperlukan untuk mencetak prestasi. Karena dana bakal dipakai untuk mengikutkan atlet di berbagai kejuaraan serta try out. Bila atlet minim terjun di kejuaraan, maka imbasnya prestasinya juga minim. Tidak akan ada pengalaman yang diperoleh. "Alokasi dana lebih besar akan kita peruntukkan untuk mengikutkan atlet di
kejuaraan serta try out," ungkapnya.
Didesak berapa harusnya dana yang mestinya untuk FORKI atau cabor lainnya untuk menunjang atletnya berprestasi? Totok enggan menjelaskan secara rinci. "Kalau untuk nominalnya tidak etis untuk dijelaskan secara terperinci. Yang penting jangan terlalu minim," harapnya. @angga_perkasa
Catur Prasetya @lensaindonesia 08 Mar, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/03/08/dana-minim-forki-jatim-meradang.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment