Korban Kapal Pecah 30 Jam Pertahankan Nyawanya di Tengah Laut

LENSAINDONESIA.COM: Sebuah kapal nelayan Tegal, pecah dan karam akibat dihantam ganasnya ombak besar di laut Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Kamis malam (14/2/2013) sekitar pukul 22.00 wib kemarin, saat tengah menebar jaring ikan.

Kapal “KM Papan Harapan” yang dinahkodai Daryono (40), warga Jl. Brawijaya, Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, bersama ke tiga ABK-nya, yakni, Suwitno (30), Agus ismaeni (19) dan Suhari (5) tak mampu menahan hantaman ombak yang datang secara tiba-tiba dari arah utara laut. Akibatnya, ke empat orang nelayan tersebut langsung terpental jatuh kelaut lepas, sambil menyaksikan kapal yang mereka tumpangi tenggelam dilautan dalam Perairan Suradadi.

Baca juga: Terpengaruh Cuaca Buruk, Harga Ikan Kering Masih Tinggi dan Kasihan, Induk Ikan Paus Terdampar di Sungai Kanci Kulon

Keempat orang nelayan yang kesemuanya warga Kota Tegal ini, terapung-apung di lautan luas selama 30 jam lamanya. Untuk keselamatan nyawanya, mereka bertumpu pada jurigen solar kosong berukuran 35 liter dan derigen kosong bekas minyak tanah 1,5 liter.

Tubuh mereka terombang ambing terseret ganasnya ombak malam itu. Beruntung mereka mengaitkan seutas tali ketubuh masing-masing sehingga tidak ada satupun yang terpencar dari rombongan.

Daryono, nahkoda kapal, saat dijumpai LICOM Sabtu malam (16/2/2013) di Rumah Sakit Harapan Anda Kota Tegal, mengatakan. “Malam itu kami tidak memiliki firasat buruk apapun. Ombak di perairan laut nampak tenang. Tanpa pikir panjang kami berempat malam itu segera berangkat melaut.

Sekitar 2 jam perjalanan kami sampai di laut Suradadi Kabupaten Tegal. Kami langsung bersiap untuk memasang jaring seperti biasa. Tanpa kami sadari, tepatnya dari arah belakang kami (utara laut-red) tiba-tiba ombak setinggi 5 meter datang dan langsung menghantam kami semua. Akibat kerasnya hantaman ombak tersebut, kapal kami langsung pecah dan tenggelam. Kami-pun terpental ke dalam lautan. Beruntung kami bisa mendapatkan jurigen kosong sehingga nyawa kami bisa terselamatkan,” ujarnya.

Saat itu saya benar-benar panik, saya tidak terpikir akan keselamatan diri saya. “Yang saya cari anak saya Suhari, anak saya yang baru berusia 5 tahun dan kali pertama ikut melaut. Beruntung Tuhan masih menyelamatkan kami semua,” tambah Daryono sambil memeluk anaknya yang masih tergolek lemas di Ruang Bangsal Mawar, Rumah Sakit Harapan Anda.

30 jam kami terobang-ambing dilaut lepas, lanjut Daryono. Kami hanya bisa berdoa agar ada kapal nelayan lain yang melintas dan melihat kami. Sekitar pukul 06.00 wib ada sebuah kapal asal nelayan Pekalongan melintas. Kami semua langsung berteriak meminta tolong.

Beruntung Kapal Cumitomo dengan nahkoda Rusminto (35) Warga Wonokerto Wetan, Kabupaten Pekalongan, melihat dan langsung menolong kami semua. Dalam keadaan lemas kami tergeletak tak berdaya diatas kapal itu.

Setelah berhasil menolong korban, Rusminto langsung melaporkannya ke Polairut Tegal. “Tak berselang lama, kapal Polairut bersama para keluarga kami datang menjemput kami di pantai Blendung. Kondisi kami semua sudah sangat kepayahan. Untuk menyelamatkan nyawa keempat Nelayan asal kota Tegal, Polairud langsung melarikan kami ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

Hingga berita ini diunggah, keempat nelayan asal kota Tegal masih dalam perawatan intensif di RSI Harapan Anda. Dalam peristiwa naas ini tidak ada korban jiwa namun pemilik kapal mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.@boy

Catur Prasetya @lensaindonesia 16 Feb, 2013
enclosure:

-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/02/16/korban-kapal-pecah-30-jam-pertahankan-nyawanya-di-tengah-laut.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com