UpKnowledge: KPK Sita Lagi Rumah ‘Kucing Garong’ Irjenpol Djoko Susilo di Jakarta dan Depok

Thursday, February 21, 2013

KPK Sita Lagi Rumah ‘Kucing Garong’ Irjenpol Djoko Susilo di Jakarta dan Depok

LENSAINDONESIA.COM: Lagi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyita rumah milik Jendral bintang dua Irjen Pol DJoko Susilo (DS), yang diduga hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) alias ‘kucing garong’ kasus simulator SIM. Kali ini, yang disita rumah di daerah Depok di Perum Pesona Mungil 1, Sukmajaya, Jawa Barat.

Sebelumnya, KPK sudah berhasil menyita sejumlah rumah di tiga daerah; Yogyakarta, Semarang, dan Solo.

Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan, upaya penyitaan ini sebagai langkah hukum yang harus dilakukan KPK terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU).

“Pemasangan plang sita dilakukan terhadap beberapa rumah DS dalam perkara TPPU,” ujarnya saat melakukan update pemeriksaan kapada pers di kantor KPK, Jakarta, Rabu (20/02/2012).

Johan merinci, rumah yang disita penyidik selain daerah Depok, untuk Jakarta adalah; Jl Prapanca Raya, Jakarta Selatan; Jl Cikajang, Jakarta Selatan; Jl Elang Mas-Tangjung Mas, Jakarta Selatan, dan satu di Kabupaten Depok, perumahan Pesona Kahyangan.

“Sudah ada 10 rumah dan aset yang diduga milik DS yang disita KPK yang tersebar di Jakarta, Solo, Yogyakarta dan Semarang,” tuturnya.

KPK melakukan penyitaan terhadap aset mantan Kepala Korps Lalu Lintas ini agar tidak ada transaksi jual beli terhadap aset Djoko, sembari menunggu putusan Majelis Hakim apakah akan memberatkan yang bersangkutan atau justru akan membebaskannya.

“KPK sita yang diduga aset DS. Bukan berarti tidak boleh ditempati tapi sita sementara agar tidak ada jual beli,” tandasnya.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan alat simulasi SIM roda dua dan roda empat di Korlantas Polri. Hasil pengembangan kasus tersebut, KPK menemukan indikasi jika Djoko melakukan TPPU, dan ia pun ditetapkan sebagai tersangka. Kini, Djoko ditahan di Rutan Guntur, Manggarai, Jakarta.

Ada pun Negara dalam proyek ini ditaksir mengalami kerugian sekitar Rp100 milyar.@aligarut1