Hal tersebut disampaikannya seusai siaran pers mengenai ‘Subsidi Industri Udang’ di markas Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) di Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (20/2/13).
Baca juga: Identitas Pelaku Terdeteksi, Polri Himbau Pembakar Serahkan Diri dan Malam Ini, Brimob Polda Lampung Masih Lakukan Penjagaan Ekstra Ketat
“Contohnya listrik, kita dikuasai oleh perusahaan, kalau macam-macam seperti sekarang ini langsung dipotong,” ujarnya ketika berbincang dengan LICOM.
Ia mengatakan, kehidupan dari para penduduk desa yang tinggal di area perusahaan sangat tergantung dengan ‘niat baik’ perusahaan, mulai dari air, listrik dan hajat hidup utama lainnya.
Dirinya sendiri mengatakan, hal itu dengan mengestimasikan total sekitar 16.000 kepala keluarga yang berdiam dilahan yang dapat menghasilkan udang sebesar 80 Ton perhari.
Lebih lanjut, Ia mengemukakan ketika jaman Fadel Muhammad menjabat, sebenarnya direktur PLN pada masa itu, yaitu Dahlan Iskan ingin memasukkan listrik ke area itu. Akan tetapi kandas, karena pihak Dipasena alias CPP tidak memperbolehkan.
“Listrik sudah masuk, tapi cuma sampai Pintu Gerbangnya saja karena tidak disetujui oleh pihak perusahaan,” tutupnya. @aditia
Achmad Ali @lensaindonesia 20 Feb, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment