LENSAINDONESIA.COM: Produktifitas usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) masih dianggap lemah dalam manajemen. Baik itu mulai pemasaran produk, modal, hingga kualitas produk. Selain juga dikarenakan pengetahuan dan wawasan, UMKM di Jatim juga menurun.
Hal tersebut dikatakan oleh M. Ali Affandi Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Timur.
Baca juga: Kecolongan, banyak rokok di pasaran tanpa pita cukai dan PT Petrokimia Gresik uji coba sistem asuransi tani padi
"Sebenarnya kami melihat ada peluang untuk menjadikan UMKM lebih berkualitas," kata M Ali Affandi, Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jatim, Jumat (5/5/2013).
"Akhirnya, dari sisi produksi ikut menurun, termasuk kualitas yang tidak terjaga," kata Andi pria ini akrab disapa.
Andi mengakui bahwa untuk UMKM di Jatim memang kurang dalam pembinaan. Praktis, kekurangan tersebut menjadikan UMKM lemah dalam meningkatkan produktifitas usaha yang lebih menjamin mutu produk.
dirinya menambahkan memang sudah seharusnya ada lembaga yang peduli memberikan semangat secara moril dan finansial. "Karena selama ini masalah modal usaha ikut memicu turunnya produktifitas dan usaha kewirausahaan para pelaku UMKM," tegasnya.
"Instansi terkait, seperti perbankan dan swasta harus turut disertakan memulihkan kondisi UMKM dengan pembinaan yang berkelanjutan," tegasnya.
Terkait dengan lemahnya UMKM tersebut Hipmi akan menggendeng beberapa instansi dan pihak swasta, seperti perbankan dan stakeholder di Pemerintahan.
"Sebenarnya, para pelaku UMKM tersebut cukup produktif, hanya butuh pembinaan serta pelatihan untuk memberikan pengetahuan yang bisa mengembangkan usaha," tukasnya.
Harapannya kedepan dengan kerjasama tersebut akan memacu potensi UMKM dalam meningkatkan produksi dan kualitas usaha yang dihasilkan.
Selain itu dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan akan mampu dihimpun dana sektar Rp 300 miliar khusus dari perbankan. Rencananya dana yang dihimpun tersebut digunakan sebagai pengembangan usaha pelaku UMKM. "Baik untuk bantuan permodalan maupun pembinaan seputar kewirausahaan. Dengan harapan, bisa berkembang dan memiliki daya saing," ujarnya.
Lebih jauh Andi mengakui, pertumbuhan UMKM di Jatim ini cukup pesat. Apalagi, kondisi ini ditopang dengan perekonomian Jatim yang terus meningkat. Dengan begitu, industri kecil yang selama ini dinilai masih memiliki pasar luas akan berpeluang untuk berkembang dalam daya saing. @dhimasprasaja
Catur Prasetya @lensaindonesia 05 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/05/umkm-jatim-lemah-manajemen.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment