LENSAINDONESIA.COM : Ribuan petani tembakau di Kabupaten Madiun kelimpungan. Pasalnya, harga tembakau rajangan hasil panen 2012 lalu anjlok hingga mencapai Rp. 12 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya mampu menembus kisaran Rp. 20-22 ribu rupiah per kilogram.
Menurut Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Madiun Lilik Indarto Gunawan, anjloknya harga tembakau timbunan atau TB terjadi sejak masa panen tahun 2012 hingga dua bulan terakhir tahun ini. ''Harga TB sekarang sekitar Rp 12 ribu dan TB akan habis hingga akhir Bulan Mei. Karena bulan Juni, sudah masa tanam 2013. Ini yang menjadi keluhan para petani," ujar Lilik.
Baca juga: DPR akhirnya 'pasang badan' pertahankan industri kretek agar tidak dimatikan dan Menkes jangan kompori petani tembakau!
Dijelaskan, salah satu faktor anjloknya harga tembakau karena sikap pemerintah yang terus-terusan melakukan pengurangan tembakau. "Hal ini sangat berdampak pada penurunan target pasar," jelasnya.
Sesuai perhitungan, seharusnya petani dapat memasok sekitar 2500 ton tembakau kering, tetapi hanya mampu menghasilkan sekitar 800 ton. Padahal, luas lahan tanam mengalami kenaikan 20 persen dibandingkan tahun 2012 lalu yang hanya 530 hektar.
Karena itu, Pemkab Madiun diminta memperhatikan ploting anggaran untuk petani tembakau. Sebab, tahun ini gelontoran anggaran dari pemerintah bersumber dari DBHCHT mencapai Rp 7,4 miliar.
"Tapi, dari jumlah itu, petani cuma mendapatkan kisaran Rp 200 jutaan saja. Kalau ini dipaksakan, akan berdampak, petani tembakau kelimpungan karena terpaksa harus biaya sendiri," paparnya.
Diketahui, hingga akhir bulan Juni mendatang, sedikitnya sudah tercatat sekitar 675 hektar lahan tembakau tersebar di enam kecamatan, Pilang Kenceng, Balerejo, Saradan, Gemarang, Wungu, dan Wonoasri.@arso
Joko Irianto @lensaindonesia 17 May, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/17/harga-tembakau-di-madiun-anjlok.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment