LENSAINDONESIA.COM: Malang nian nasib Abdul Basit (30). Warga desa Payudan Dungdeng, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, Madura itu mengalami kejadian aneh yang terjadi pada sekujur tubuhnya.
Suhu badannya panas, lalu lambat laun tulang lututnya pengkor (bengkok). Dengan kondisi demikian, ia tak bisa berjalan. Basit kini menjadi penyandang catat berat yang diyakini akan berlangsung seumur hidup.
Baca juga: Kadinkes Sumenep bantah pasien Jamkesmas dipungut biaya dan Pasien Jamkesmas dan Jamkesda masih dipungut biaya
Karena tak bisa jalan, Basit hanya menjalankan aktifitas sehari-hari di atas kasur. Tak banyak aktifitas yang dilakukan, kecuali hanya membaca quran dan berdzikir.
“Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk mensykuri nikmat Tuhan mas. Andai bisa, saya masih ingin melakukan hal lebih dari ini,” ucapnya tersenyum sambil terbaring, Jumat (17/05/2013).
Menurut Suhartatik, kerabat dekat Basit, penyakit yang dialami pria yang pernah mengajar di lembaga pendidikan swasta itu terjadi sekitar satu tahun lalu. “Kakinya mulai pengkor sejak tahun kemarin,” jelasnya.
Tatik menceritakan, sebenarnya sebelum lututnya benar-benar pengkor, Basit masih berjalan dengan menggunakan tongkat. Tapi beberapa waktu kemudian, tulang diantara pensendian lutut pemuda itu mengecil dan bengkok. Bahkan mengering. “Kasihan dia,” imbuhnya.
Seperti kedua kakinya, tulang lengan pria lajang ini juga mulai mengalami hal serupa. Disamping itu, dibagian paha Basit juga muncul benjolan sebesar bola golf menyerupai bisul.
Menurutnya, sebenarnya sudah ada orang yang mengupayakan agar Basit mendapatkan santunan dari pemerintah. Tapi hingga kini, belum ada kabar kejelasannya. “Katanya mau dibawa dinas sosial Sumenep. Tapi belum ada kejelasan sampai sekarang,” jelas Tatik.
Tatik berharap, Bupati Sumenep prihatin terhadap kondisi warganya yang menderita penyakit aneh ini. Sebab, tidak ada orang yang mengurus Basit, selain neneknya yang sudah renta.
“Semoga bupati mau jenguk warganya itu, agar juga merasakan bagaimana menjadi penderita cacat berat,” harapnya.
Sementara Haris Dedi, Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Sumenep mengatakan memang ada pengajuan bantuan bagi penyandang cacat atas nama Basit. Hanya saja pengajuan itu belum diproses. “Masih masuk daftar tunggu,” jelasnya.
Menurut dia, bantuan untuk penyandang cacat merupakan program pemerintah pusat. Kalau ada anggaran, pasti pengajuannya dilayangkan. “Tapi tahun ini sudah pasti diajukan,” pungkasnya.@rhahmatullah
Mohammad Ridwan @lensaindonesia 17 May, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/17/diserang-penyakit-aneh-dua-kaki-mantan-guru-di-sumenep-bengkok.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment