UpKnowledge: Astaga, solar langka di kampung Presiden

Saturday, April 20, 2013

Astaga, solar langka di kampung Presiden

LENSAINDONESIA.COM: Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengalami kelangkaan. Warga di kampung presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun dipusingkan dengan menipisnya stok di SPBU. Mereka harus rela antre berjam-jam demi mendapatkan BBM tersebut.

“Sudah empat hari ini saya harus selalu antre,” kata Slamet, sopir mobil pick up bermesin diesel saat antre di SPBU wilayah Kelurahan Ploso, Sabtu, (20/04/2013).

Dia mengungkapkan, kondisi seperti itu menghambat aktivitasnya. Sebab, harus mengalokasikan waktu khusus untuk antre solar. Padahal, di hari-hari sebelumnya Slamet bisa sewaktu-waktu mengangkut barang ke beberapa kota.

“Kalau begini terus lebih baik harga segera saja dinaikkan tapi stok tetap lancar,” tuturnya.

Tidak hanya kalangan sopir yang mengeluhkan minimnya pasokan solar. Aktivitas sejumlah nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan juga terganggu. Sebab, stok di SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan) di pelabuhan tersebut tak mampu memenuhi kebutuhan para nelayan.

Karena itu, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat berinisiatif mengeluarkan rekomendasi bagi nelayan untuk bisa membeli solar di SPBU.

Meski begitu, Bambang Marhendra, Kabid Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, DKP Pacitan mengungkapkan, upaya itu belum tentu membuahkan hasil. Alasannya, permintaan di SPBU juga melonjak. “Para nelayan sampai saat ini masih bisa melaut. Meski, mereka harus antre solar dulu,” terangnya.

Menurutnya, kalangan nelayan andon alias pendatang yang paling merasakan dampak minimnya solar. Sebab, jumlah kapal jenis slerek maupun sekoci yang membutuhkan banyak BBM jenis ini terus bertambah. Hingga kini, sudah lebih dari 120 unit yang berlabuh.

“Kami bersama SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait yang lain sudah koordinasi. Harapannya, pertamina menambah stok solar di Pacitan,” pungkasnya.@rachma