Thursday, April 18, 2013

Ledakan di Texas, 100 bangunan rata dengan tanah

LENSAINDONESIA.COM: Dahsyatnya ledakan di pabrik pupuk di Kota West negara bagian Texas, Amerika Serikat, Kamis (18/04/2013) hari ini, membuat 100 bangunan rata dengan tanah.

Federal Bureau of Investigation (FBI) langsung bergerak ke lokasi ledakan guna menyelidiki apa penyebab ledakan, yang menurut beberapa saksi mata memiliki daya ledak luar biasa itu.

Baca juga: Usai bom di Boston, Texas digoncang ledakan di pabrik pupuk

Hingga kini, belum diketahui pasti apa penyebab ledakan itu. CNN dan Fox News, dalam laporannya, menyebut sebanyak 100 unit bangunan rata dengan tanah saat terjadi ledakan sangat besar itu.

Melihat besarnya ledakan dan rusaknya banyak bangunan, diperkirakan banyak korban jiwa dari peristiwa tersebut.

Otoritas Texas dalam rilisnya sementara menyebut ledakan itu menelan korban luka-luka sebanyak 200 orang, dimana 40 orang mengalami kritis. Sementara untuk korban jiwa belum diperoleh laporan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah media lokal di Texas menyebut, sebanyak 70 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Ledakan besar itu terjadi di Kota West di negara bagian Texas yang memiliki populasi 2.800 orang penduduk. Dilansir Kens5, warga kota West menyebut ledakan itu seperti bom nuklir.

Ledakan terjadi sekitar pukul 20.00 waktu Texas dan di lokasi pabrik yang beralamat di 1471 Jerry Mashek Drive.

Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka merasakan ada gelombang kejut setelah ledakan terjadi. Gelombang kejut itu bisa dirakan oleh warga yang tinggal 2 kilometer dari pusat titik ledakan.

Texas Department of Public safety, dilansir Fox News, mengatakan, ratusan orang terluka. Bahkan beredar kabar kalau 70 orang ditemukan tewas dalam kejadian itu.@cnn/fox

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Rizal Hasan @lensaindonesia 18 Apr, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/18/ledakan-texas-100-bangunan-rata-dengan-tanah.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment