Sunday, May 12, 2013

Pemkot Jaktim santuni kaum dhuafa

LENSAINDONESIA.COM: Setiap perbuatan baik selalu terbuka peluang untuk di salahgunakan orang yang tidak bertanggungjawab.

Begitu pula program Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) nya dalam menyantuni dan membantu kaum dhuafa termasuk anak yatim di wilayah Jakarta Timur.

Baca juga: Mendag janji cegah lonjakan harga jelang puasa dan Idul Fitri dan Pemprov DKI Jakarta realisasikan peremajaan bajaj

Untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan atau penipuan sebenarnya sudah ada prosedurnya dengan mengecek ke lapangan dan menanyakan kepada RT/RW maupun tetangga terdekat dan petugas operasional di Kantor Kelurahan.

Demikian yang di katakan Kepala BAZIS Jakarta Timur Drs Dwi Busara saat menyambangi kediaman Darsini warga RT 012/011 Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur,Sabtu(11/5/13).

Menurut Dwi, salah seorang janda buruh pengupas bawang merah di RT 012/011 Kelurahan Kramatjati bernama Darsini (54), harus menanggung kehidupan 3 anaknya. Dua anaknya yang tua bermasalah, satu terkena gangguan jiwa sehingga tiap hari harus mengkonsumsi obat dan seorang lagi menderita autis.

"Sedangkan anak bungsunya masih bersekolah klas 2 SMA, yang di harapkan nantinya dapat membantu ibunya mengatasi masalah keluarga tersebut. Namun sayangnya anak tersebut, Rizki Darmawan (16) untuk saat ini tak boleh mengikuti kegiatan belajar karena masih menunggak uang sekolah Rp1 juta," kata Dwi.

Dwi tampak mengerti masalah yang di hadapi janda ini. "Saya salut, dia benar benar tegar dalam menghadapi cobaan yang menimpa keluarga ibu Darsini," ucap Dwi.

Sementara itu Darsini mengatakan, sudah lama tidak bekerja Nurasih (19) anaknya yang autis sejak 2 tahun ikut keluar, hanya tertawa-tawa saja, kemudian tak acuh. Sedangkan Rizki Darmawan sedang tiduran karena sakit.

"Ia habis tabrakan kemarin sore," tutur Darsini. Kaki dan tanggannya luka luka cukup lebar tanpa diverban meskipun telah diobati. Sedangkan Nuwarsa (29) yang mengalami gangguan jiwa sejak berumur 24 tahun, hanya berdiam dalam kardus yang ada di kamar belakang.

"Ya beginilah Pak. Saya sudah lama nganggur karena bawang merah sulit di dapatkannya," rintih Darsini buruh cuci pakaian dan pengupas bawang tersebut sambil mengusap air matanya.

Menurut Darsini, biasanya bawang itu dibawa dari Pasar Induk Kramatjati. Upah yang didapat hanya Rp8.000,- per karung dengan berat bersih 7 kg. Sehari hanya mampu mengerjakan 2 karung .

Namun upah itu baru bisa diambil bila sudah dapat mengupas bawang 10 karung dalam 5 hari. Penghasilan buruh cuci terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi untuk uang sekolah anak yang diharapkannya itu.

"Namun saya bersyukur kepada Allah Subhanahuwataala karena saya masih diberi kekuatan dan kesehatan untuk menafkahi anak-anak saya," tutur Darsini yang tampak tegar meskipun badannya terlihat kurus.@winarko

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Catur Prasetya @lensaindonesia 12 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/12/pemkot-jaktim-santuni-kaum-dhuafa.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment