LENSAINDONESIA.COM: Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pacitan menyesalkan sikap kampus yang tidak transparan alasan yang dijadikan dasar menaikan uang PPL (Praktek Pengajaran Lapangan) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Para mahasiswa semakin geram ketika mendapat kabar dari pihak kampus yang mengaku terpaksa menaikan biaya PPL dan KKN seiring terjadinya kernaikan harga bawang.
Baca juga: Meliput demo mahasiswa, wartawan dibentak, didorong dan diusir paksa
Kebijakan ini mendapat penolakan dari 633 orang mahasiswa semester 6 dan semester 7. Setelah melakukan unjuk rasa yang berujung ricuh antara wartawan dengan satpam kampus, para mahasiswa saat ini masih mengelar aksi protes dengan memasang spanduk tulisan warna merah yang berbunyi “Selamat datang di warung soto menu “Cipar KKN” soto “daging PPL” Forsa Forum Mahasiswa Study Akhir” di salah satu gedung tempat mereka belajar.
“Pihak kampus menaikkan uang PPL/KKN secara mendadak tanpa ada transparansi anggaran,” kata salah seorang mahaasiswa setempat, Agung Tri Wibowo, kemarin.
Ratusan mahasiswa tersebut menyesalkan kenaikan pembayaran uang PPL dan KKN dari 400 ribu menjadi 475 ribu rupiah. “Anehnya kenaikan bagi setiap mahasiswa berbeda. Ada yang 475 ribu, ada yang 500 ribu,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sebenarnya sudah dua kali ini kita lakukan aksi menuntut transparansi anggaran. “Aksi pertama Rabu, (20/03/2013), namun belum ada penyelesaian,” tuturnya. Pihak kampus mengatakan saat itu belum siap. Kemudian kita kembali mempertanyakan hal serupa, Jumat, (22/03/2013) lalu.
“Setelah melakukan audiensi yang cukup alot, akhirnya pihak kampus mencabut keputusan untuk menaikkan harga. Pembayaran tetap 400 ribu untuk KKN,” tandasnya.
Sementara itu, pihak kampus berdalih mereka terpaksa menaikkan harga seiring terjadinya inflasi. “Harga bawang saja naik, ya kita juga menaikkan harga, ” tutur Ketua Panitia PPL dan KKN STKIP Pacitan, Mukodi.
Selain mengikuti harga inflasi, kenaikan harga dipicu dengan penyesuaian program. “Pihak kampus kan ingin meningkatkan kualitas mahasiswa,” lanjutnya.
Dari kenaikan harga itu, sejumlah 20 ribu dari setiap mahasiswa akan digunakan untuk asuransi. “Rencananya kita asuransikan ke bumiputera, namun kita masih tahap mengurusnya. Karena mereka (mahasiswa, RED) menolak kenaikan tersebut ya kita batal mengansuransikan mereka,” bebernya.
Saat ditanya apakah dibatalkannya kenaikan harga PPL/KKN tersebut karena turunnya harga bawang, Mukodi kembali berkilah. “Kenaikan tersebut untuk meningkatkan kualitas, bukan hanya terpatok pada inflasi harga bawang,” tukasnya.
Dengan dibatalkannya kenaikan harga PPL/KKN, lanjutnya, bukan berarti kualitas mahasiswa STKIP berkurang. “Kualitas tetap nomor satu. Yang kita hilangkan hanya asuransi dan mengurangi kegiatan kelompok,” pungkasnya.@rachma
Catur Prasetya @lensaindonesia 24 Mar, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/03/24/stkip-pacitan-naikkan-biaya-ppl-dan-kkn-berdasarkan-harga-bawang.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment