Monday, May 13, 2013

Mega proyek monorel pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

LENSAINDONESIA.COM: Mega proyek monorel yang diestimasi menelan total anggaran Rp 12 triliun, satu diantaranya di pasang di kawasan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan nilai Rp 2,5 triliun. Proyek nasional yang diklaim memiliki 70% kandungan lokal tersebut melengkapi dua proyek lainnya yang dibangun tujuh kontraktor pelat merah.

Ketujuh badan usaha milik negara (BUMN) tersebut masing-masing PT Jasa Marga, PT Adhi Karya, PT INKA, PT LEN, PT Telkom, PT Angkasa Pura dan PT Pelindo III. Sedangkan, dua proyek lainnya yang juga digagas adalah monorel penumpang Jabodetabek dan monorel penumpang Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.

Baca juga: Indonesia tuan rumah Konferensi IAPH ke-30 tahun 2017 dan Pelindo online realisasikan Green Port

"Yang dibangun di Tanjung Perak adalah monorail pengangkut kontainer dengan sistem otomatis penuh atau Automated Container Transporter," kata Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelindo III Husein Latif dikonfirmasi, Senin (13/5).

Rencana penyediaan alat pengangkut kontainer otomatis itu mendukung upaya peningkatan perekonomian di Surabaya dan kota-kota lain di Jatim. Bahkan, motivasi lainnya dengan terbangunnya ACT tersebut sekaligus untuk menunjang kelancaran pengiriman barang pada Kawasan Timur Indonesia (KTI). "Bagaimanapun juga, Jatim adalah pintu masuk perdagangan kawasan Indonesia Timur," tuturnya.

Sementara, dari total nilai biaya proyek tersebut, Automated Container Transporter (ACT) mendapat alokasi sebesar Rp 2,5 triliun. Dua proyek lainnya masing-masing monorel penumpang Jabodetabek diperkirakan menyerap dana tidak kurang dari Rp 7 triliun dan monorel penumpang Bandara Soekarno-Hatta Tangerang diestimasikan menelan anggaran Rp 2,5 triliun.

"Monorel di Tanjung Perak ini adalah yang pertama di dunia dan akan menghubungkan pelabuhan Tanjung Perak dengan Terminal Multipopuses Teluk Lamong sepanjang 5,6 kilometer," cetus Husein.

Menurut Husein, pengangkut kontainer automatis tersebut akan bisa memberikan solusi sebagai pengurai kemacetan di sekitar pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Ia juga mengungkapkan, jadwal penyelesaian pengerjaan proyek akan tuntas dalam waktu 12 bulan atau setahun. "Hemat biaya dan tidak perlu membebaskan lahan dan ganti rugi. Karena, monorel itu berdiri di atas jalur yang sudah ada sehingga tidak perlu menggusur warga," janjinya.

Dijelaskan, ACT merupakan moda transportasi horizontal peti kemas untuk membantu pendistribusian peti kemas dari pelabuhan ke depo dan dari depo ke pelabuhan atau sebaliknya. Mengacu rencana yang ada, lanjut Husein, ACT ini akan dibangun dengan jalur Pelabuhan Tanjung Perak dan Terminal Multipurpose Teluk Lamong. "Dengan begitu, ACT di Tanjung Perak akan mempercepat pengiriman barang dan bisa mengefisienkan waktu," ujarnya.

Lebih jauh dikatakan, moda transportasi ini dikembangkan bagi angkutan kontainer dari stock yard atau dry port ke pelabuhan. Desainnya pun dibuat elevated sehingga memecahkan masalah kemacetan di jalan raya dan menjamin ketepatan waktu bagi penggunanya. "Sangat praktis dan efisien. Selain itu juga ramah lingkungan dengan kekuatan listrik DC dan tidak memerlukan banyak BBM (bahan bakar minyak, red)," tukasnya.

Husein juga menjelaskan, sebagai upaya mengatasi kemacetan lalu lintas kendaraan pengangkut petikemas (trailler) di wilayah sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, PT Pelindo III melakukan kerjasama kajian dengan PT Adhi Karya untuk realisasi rencana penyediaan ACT tersebut. "Kerjasama ini dilandasi sinergi antar Badan Usaha Milik Negara. PT Pelindo III selaku BUP (Badan Usaha Pelabuhan, red) dalam pelayanan jasa kepelabuhanan, sedangkan PT Adhi Karya adalah perseroan negara yang bergerak dalam penyediaan jasa konstruksi termasuk pembangunan insfrastruktur pelabuhan," urainya.

Keduanya, saat ini tengah mengkaji dan mendalami Pra Feasibility Study (FS) yang meliputi aspek finansial, komersial, teknis dan legal beserta aspek-aspek lainnya. Selain itu, keduanya melakukan survei terhadap lahan, demand dan tarif angkutan petikemas termasuk penempatan station train centre di connecting area. "Yang diletakkan antara Pelabuhan Tanjung Perak sampai dengan Terminal Multipurpose Teluk Lamong," tambah Kepala Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto.

Sekadar tahu, pasca penandatanganan nota kesepahaman awal Mei 2013 lalu, PT Pelindo III dan PT Adhi Karya membentuk tim untuk menyiapkan susunan kajian dan langkah teknis dalam pelaksanaan kerjasama. Dari hasil kajian bersama tersebut menjadi pertimbangan dan rekomendasi diperlukannya perusahaan patungan atau bentuk lainnya. @Donny

Data Nilai Mega Proyek :
- Monorel Automated Container Transporter (ACT) : Rp 2,5 triliun.
- Monorel penumpang Jabodetabek : Rp 7 triliun.
- Monorel penumpang Bandara Soekarno-Hatta Tangerang : Rp 2,5 triliun.

Sumber : PT Pelindo III

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Mohammad Ridwan @lensaindonesia 13 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/13/mega-proyek-monorel-pelabuhan-tanjung-perak-surabaya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment