Wednesday, May 15, 2013

Survei LPI: PKS bakal ‘jeblok’ di Pemilu 2014 akibat kasus daging impor dan pornografi

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

LENSAINDONESIA.COM: Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) melakukan riset terhadap 12 partai peserta Pemilu 2014. Dalam riset tersebut, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi akan menjadi partai gurem pada Pemilu mendatang.

“Saya prediksi PKS akan menjadi partai gurem pada Pemilu 2014,” ujar Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, dalam diskusi di Galery Cafe, Jakarta Pusat, Rabu (15/05/2013).

Baca juga: Politisi PKS Senayan soal kesewenang-wenangan KPK: Bagaimana SOP KPK? dan Todung Mulya Lubis temui Abraham Samad: Jangan takut dikriminalisasi PKS!

Ia menerangkan bahwa PKS akan kehilangan pemilih migran dari NU maupun Muhammadiyah karena tersandung kasus impor daging sapi yang melibatkan Mantan Presiden PKS Luthi Hasan Ishaaq.

“Maka setelah skandal import daging dan isu pornografi, partai ini bakal kehilangan pemilih dari Muhammadiyah dan NU (yang tidak fanatik),” terangnya.

Ia juga menjelaskan sebelumnya, perubahan dukungan terhadap PKS sangat kontras dalam dua Pemilu terakhir. Bahkan, pada Pemilu 2009 PKS memperoleh perolehan suara sebesar 7,88 persen.

“Diprediksi besaran selisih 3,27 persen suara dalam Pemilu 1999,2004 dan 2009 bakal menjadi penyusutan dukungan PKS di 2014. Sehingga suara PKS di 2014 bertahan di 5-6 persen,” katanya. @yuanto

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Andiono Hernawan @lensaindonesia 15 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/15/survei-lpi-pks-bakal-jeblok-di-pemilu-2014-akibat-kasus-daging-impor-dan-pornografi.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment