Friday, April 12, 2013

Harga gabah anjlok, petani Lamongan resah

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

LENSAINDONESIA.COM: Musim panen padi di Desa/Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur telah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir ini. Namun demikian, para petani banyak yang kecewa. Pasalnya, harga gabah tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan sejak tanam.

Harga gabah kering panen begitu murah. Sedangkan benih, pupuk, dan perawatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal. Harga pupuk kimia seperti ZA Rp80.000, TS Rp107.000, sedangkan yang lain berkisar Rp70.000 hingga Rp97.000.

Baca juga: Kelompok Tani Bluluk Lamongan Gelar Panen Raya

“Harga pupuk sangat mahal, tapi harga gabah malah anjlok, dari yang biasanya Rp4.000/kg kini tinggal Rp2.700/kg,” tutur Sodik (45) petani di Desa Kedungpring kepada LI.COM, Jumat (12/04/2013).

Hal ini tentunya sangat merugikan petani. Karena selama ini biaya hidupnya tergantungkan pada hasil panen. Oleh sebab itu, mereka berharap pemerintah memperhatikan nasib para petani, mengapa saat musim tanam semua pupuk mahal. Sedangkan hasil petani selama ini dihargai sangat rendah. Apalagi, rendahnya harga padi tak sebanding dengan harga beras di pasar yang tetap mahal. Yakni, berkisar Rp7.000 hingga Rp8.500/kg.

Meski harga beras mahal, tetap saja petani tidak diuntungkan. Karena saat musim panen seperti ini petani mau atau tidak mau harus menjual gabah mereka kepada tengkulak, dengan harga yang menyedihkan.@ali muhtar

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Mohammad Ridwan @lensaindonesia 12 Apr, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/12/harga-gabah-anjlok-petani-lamongan-resah.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment