LENSAINDONESIA.COM: Pengamat budaya dan politik, M. Sobari menegaskan, organisasi masyarakat (Ormas) dan Ormas kepemudaan (OKP) harus independen sebagai bentuk penyeimbang atas partai politik. Hal ini juga berlaku bagi Ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah seharus tidak berafiliasi ke partai politik (parpol).
“Ormas dan OKP harus independen, tidak berafiliasi ke parpol dan tetap kritis, jika ada organisasi sayap partai tergantung partainya. Sebaiknya Ormas tidak menjadi pendukung partai terlebih partai yang parah,” ujar Sobari dalam diskusi yang bertajuk ‘Menakar Kekuatan Ormas/OKP Bagi Parpol, jelang Pemilu 2014′ di Media Center Bawaslu, di Media Center Jakarta Pusat, Jumat (12/04/2013).
Baca juga: Din Syamsudin anggap RUU Ormas anti kemajemukan, rawan perpecahan! dan Terlalu dini, tuding Kopassus dibalik serangan ke Lapas Cebongan
Menurut Sobari, Ormas seperti NU dan Muhammadiyah menjadi organisasi yang independen. Sehingga tidak menjadi tangan-tangan Parpol tertentu. Pada dasarnya, Ormas merupakan penyeimbang dari Parpol yang penuh dengan kepentingan.
“Sebaiknya Ormas seperti NU dan Muhammadiyah seharus tidak berafiliasi ke Parpol,” imbuh Sobari.
Dalam diskusi tersebut, Sobari menyoroti kondisi sekarang ini nilai-nilai idealisme di Indonesia hampir mati. Ia melihat idealisme merupakan makanan paling rentan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, ia melihat pemuda, sebagai kaum intelektual harus jadi harapan penyeimbang demokrasi dan penjaga idealisme. Bukan menjadikan idealisme hanya sebatas wacana tanpa implementasi.
“Didukung oleh pemuda yang mau berjuang dengan idealisme, proses mengamati dan proses mengawal adalah tugas pemuda,” imbuhnya. @yuanto
Andrian Pratama @lensaindonesia 13 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/13/ormas-dan-organisasi-kepemudaan-harus-independen-hindari-partai-bro.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment