LENSAINDONESIA.COM: Komisi B DPRD Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menyoroti layanan program layanan 24 jam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di sejumlah Puskesmas yang mulai mengalami penurunan.
Anggota Komisi B DPRD Pacitan Tejo Kusmoro menegaskan, kondisi itu sebagai bentuk ketidakonsistenan Dinas Kesehatan (Dinkes). “Sepertinya Dinkes belum siap betul menjalankan kebijakan ini (pelayanan kesehatan 24 jam),” katanya, Minggu (12/05/2013).
Baca juga: Pacitan Butuh Raperda Pendidikan dan Kesehatan dan Program `Bebas Pasung` Pacitan Berjalan Lambat
Amburadulnya pelayanan UKM dini diduga akibat petugas lebih sibuk menjalankan upaya kesehatan perorangan (UKP) di Puskemas. Seperti pemeriksaan maupun pengobatan orang sakit.
Menurutnya, fenomena itu tidak ideal lantaran tugas utama dari Dinkes membuat warga tetap sehat. Salah satu caranya dengan intens meningkatkan wawasan melalui UKM dengan menjalankan kunjungan lapangan.
“Layanan puskesmas 24 jam dibuka sejak setahun lalu, tapi UKM minim dijalankan. Salah satu dampaknya ditengarai melonjaknya angka kematian ibu hamil,” kata Tejo.
Dari data dinkes, dalam kurun Januari hingga pekan pertama Mei ini sudah ada empat kasus. Padahal, selama 2012 hanya ada tujuh.
Tejo lantas menegaskan, sudah seharusnya petugas dinkes menjalankan UKM lebih dominan daripada UKP. Program layanan rawat inap pada mayoritas puskesmas bukan menjadi alasan menurunkan UKM. “Maka, sumber daya harus diatur yang baik. Terutama bidan yang sudah ditugaskan ke desa-desa,” tandas legislator dari Partai Golkar itu.
Tugas bidan, menurutnya, tidak sekadar membantu proses persalinan. Tetapi, juga memeriksa para ibu hamil secara berkala. Bila di lapangan ditemui tentang minimnya wawasan warga dalam merawat kandungan maka bidan wajib memberikan pemahaman.
Apalagi, dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dari pemerintah pusat sudah digelontorkan ke rekening 24 puskemas.
Nominal dana BOK tahun ini sebanyak Rp 1,8 miliar. Sebanyak 60 persen di antaranya untuk anggaran penekanan angka kematian ibu dan bayi maupun permasalahan gizi buruk.
Konsekuensinya, pihak dinkes harus mengintensifkan upaya menekan kematian ibu hamil maupun bayi. “Intinya, jangan sampai kasus di tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau seperti itu, kinerja dinkes mengurangi kematikan ibu hamil diragukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Keluarga dinkes Pacitan, Wawan Kasiyanto mengaku khawatir adanya empat kasus kematian ibu hamil. Karena itu, pihaknya bakal memberikan penegasan kepada petugas puskesmas terutama bidan agar menekan permasalahan tersebut.
“UKM akan lebih kami tingkatkan. Karena, belum semua ibu hamil memahami tentang menjaga kandungannya,” tandasnya.@rachma
Mohammad Ridwan @lensaindonesia 13 May, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/13/program-pelayanan-puskesmas-24-jam-di-pacitan-tidak-berjalan.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment