Tuesday, May 21, 2013

Isu money politik selimuti Muscab Peradi Surabaya

LENSAINDONESIA.COM: Isu panas menyeruak jelang Musyawarah Cabang (Muscab) Persatuan Advokad Indonesia (Peradi) Surabaya. Pemilihan Ketua DPC Peradi Surabaya itu tercoreng kabar ‘money politik’ dalam perebutan jabatan prestisius tersebut.

Hal itu diungkapkan, Hadi Pratono, salah satu anggota Peradi Surabaya yang mengaku kecewa dengan ulah beberapa oknum advokad yang menghalalkan segala cara guna memenuhi ‘syahwat’ pribadinya dengan mengabaikan kepentingan suci organisasi profesi advokad yang sangat mulya, yakni penegakan hukum.

Baca juga: Peradi Kritisi Kebijakan Melarang Siswi Hamil Ikut Unas dan Peradilan Kode Etik Amburadul, Peradi Surabaya Surati DK Pusat

Dikatakanya, ada oknum yang menginginkan jabatan itu menggunakan cara-cara ‘haram’ dengan cara menggunakan strategi kontraproduktif dengan memanfaatkan AD/ART Peradi.

“Kalau kumpulan profesi advokad (Peradi) sudah dikuasai oleh oknum-oknum yang gemar bermain money pilitik. Ke depan Peradi akan jadi apa?,Bukan rahasia lagi, untuk perebutan Ketua Peradi Surabaya yang akan datang dikotori oleh strategi money politik,” ujar pengacara senior yang juga Ketua Pemuda Marhaen Jawa Timur ini, (21/05/2013).

Siapa oknum tersebut? Menurut Hadi, saat ini ada dua nama kandidat yang sedang getol menginginkan tahta tertinggi di Peradi Surabaya, yakni Setyo Busono dan Syaiful Ma'arif.

“Rasanya tidak elok jika saya menyebut siapa diantara kedua nama itu yang menggunakan strategi money politik. Yang jelas, hampir semua anggota Peradi sudah mendengar kabar itu,” ujarnya.

Ditanya modus operandi dari money politik yang dilakukan dari oknum itu, Hadi menjelaskan bahwa untuk bisa menjadi peserta Musayawarah Cabang (Muscab) Peradi Surabaya setiap anggota Peradi ‘diwajibkan’ membayar uang pendaftaran sebesar Rp 250 ribu, dan bagi yang tidak bisa memenuhi persyaratan itu maka secara otomatis tidak bisa meenjadi peserta Muscab.

“Untuk menjadi perserta Muscab, pihak panitia mewajibkan membayar uang pendaftar sebesar Rp 250 ribu,” ungkap Hadi. Nah, penetapan persyaratan itu yang dimanfaatkan oleh oknum yang gemar menebar money politik untuk memenuhi syahwat pribadinya dengan tidak mementingkan kesucian organisasi seperti yang termaktub di AD/ART.

Dijelaskan lebih lanjut, oknum-oknum tersebut melobby semua onggota Peradi dengan memberi iming-iming bisa jadi peserta Peradi di Muscab tanpa membayar uang pendaftaran. "Oknum Kandidat itu bersedia membayar Rp 250 ribu bagi ratusan anggota Peradi agar bisa menjadi peserta Muscab dengan catatan bersedia memilih dirinya sebagai ketua Peradi Surabaya di Muscab,” tuturnya, seraya menjelaskan, anggota Peradi Surabaya lebih dari 700 anggota.

Cara-cara seperti yang tersebut diatas, lanjut Hadi, sangat mengecewakan dirinya dan beberapa advokad yang masih menginginkan Peradi bersih dari KKN. Oleh karena itu, agar Peradi bersih dari oknum-oknum yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya jika dibandingkan dengan kepentingan organisasi. Maka dirinya akan maju sebagai kandidat.

“Akan kita lawan oknum-oknum itu, dan saya sudah mendapat dukungan dari advokad senior yang masih peduli terhadap Peradi,” tandasnya.@ian_lensa

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Andrian Pratama @lensaindonesia 21 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/21/isu-money-politik-selimuti-muscab-peradi-surabaya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment