Saturday, May 25, 2013

Politisi perempuan rawan tersangkut korupsi?

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

LENSAINDONESIA.COM: Maraknya kasus korupsi yang juga menyeret sejumlah perempuan dan politisi, tak mengurangi minat kaum hawa untuk terjun ke dunia politik. Perempuan memiliki hak yang sama, asal berkualitas. Memiliki kemampuan dan moral yang bagus.

Hal itu diungkapkan Rahimah Abdulrahim, Executive Director The Habibie Center, saat ditemui usai memberikan ceramah Women as Leaders in a Complex Democratic Society di Yogyakarta. Menurutnya,  sejumlah perempuan yang tersangkut kasus dugaan korupsi bukan berarti perempuan rawan korup. Apalagi, berpikir bahwa akan ada banyak kasus korupsi yang melibatkan perempuan.

Baca juga: Politisi PKS tantang KPK "bongkar" rekening Nazaruddin dan Mantan Ketua DPC Demokrat Cilacap ingin jadi artis

“Atau sebaliknya, apakah sedikitnya perempuan dalam dunia politik juga akan mengurangi korupsi? Ini tak ada hubungannya sama sekali,” kata wanita yang akrab disapa Ima ini.

Hal paling penting bagi perempuan yang ingin masuk dalam kancah politik, lanjut Ima, harus berkualitas. “Jadi, syaratnya ada pada kualitasnya. Bukan karena gender,” tegasnya.

“Kalau motivasinya hanya ingin kaya atau uang dolar saja, maka itu salah. Apa yang harus kita lakukan terhadap politisi macam ini? Jangan memilihnya!”, saran Rahimah Abdulrahim.

Ima juga berpendapat, peran perempuan sebenarnya tidak berbeda dengan laki-laki. Perempuan juga bisa berperan dalam politik, bahkan juga bisa menjadi pemimpin. Namun menurutnya, yang perlu dicatat adalah masih minimnya kesadaran perempuan akan hal itu.

"Jadi intinya, kita harus selalu bersama-sama membangun perpolitikan tanah air. Karena menjadi pemimpin atau berpolitik itu usaha sosial, yang dilakukan secara bersama-sama, bukan orang per orang," katanya.

Selain itu, bangsa ini memerlukan reformasi sistem perekrutan anggota perempuan dalam partai politik. Karena, selama ini keberadaan perempuan dalam sistim perpolitikan kita, hanya sekedar memenuhi kuota saja.

"Seperti yang saya lihat, banyak partai yang hanya merekrut anggota perempuan untuk memenuhi kuota 30 persennya. Jumlah itu memang penting, tapi alangkah baiknya kalau yang 30 persen itu adalah orang-orang yang berkualitas. Yang memahami isu dan dapat berkontribusi secara positif terhadap isu-isu tersebut, serta kebijakan-kebijakan yang diangkat," pungkasnya.@Affansafani

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Andrian Pratama @lensaindonesia 25 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/25/politisi-perempuan-rawan-tersangkut-korupsi.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment