LENSAINDONESIA.COM: Isu pergantian Kapolri yang muncul belakangan ini dinilai tak lebih hanya bagian dari manuver kepentingan politik tertentu.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Presiden SBY tak perlu terpengaruh manuver itu dan tidak perlu buru-buru mengganti Kapolri Timur Pradopo. Selama ini, sejak era Sutanto dan Bambang Hendarso, pergantian Kapolri dilakukan saat pejabatnya pensiun.
Baca juga: Polda Sumut biarkan praktek perjudian, IPW: Bandar jadi besar kepala! dan Ancam rasa aman publik, segera ungkap penyerang Lapas Cebongan!
“Tradisi ini sudah diyakini jajaran Polri,” ujar Neta, Kamis (11/04/13).
Sebab itu, kata Neta, pergantian Timur Pradopo harus dilakukan Presiden ketika ia pensiun pada Januari 2014. Dari penelusuran IPW, desakan pergantian Kapolri sengaja dimunculkan kepentingan politik tertentu untuk mendorong jagonya segera menjadi Kapolri.
Pergantian Kapolri, menurutnya, bukanlah hal mendesak. Jika hal ini ditolerir, dikhawatirkan terjadi iklim tak sehat di Polri.
“Apalagi tidak ada jaminan calon pengganti itu akan lebih baik dari Timur,” tandas Neta.
Sementara itu diberitakan sebelumnya, anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari menegaskan, Presiden memiliki hak prerogratif untuk mengganti Kapolri. Namun, yang harus dicatat, pergantian itu harus berdasarkan kepada kinerja.
Namun, Eva menyadari, kinerja yang ditunjukkan Timur Pradopo selama menjabat Kapolri memang tidak memuaskan. Khususnya pada kasus-kasus yang menimpa kaum minoritas dalam menjalankan ibadah, kepolisian sangat gagal.
Politisi kawakan PDIP itu mengingatkan Presiden SBY agar kesalahan dalam pemilihan Kapolri seperti yang terjadi pada pemilihan Timur Pradopo, tidak terulang kembali. Ini mengingat tantangan Polri ke depan sangat berat.@fahmi
Khairul Fahmi @lensaindonesia 11 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/11/desakan-ganti-kapolri-ipw-ada-yang-ngebet-usung-jagonya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment