LENSAINDONESIA.COM: Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, kurang setuju terhadap kerja anggota Densus 88, dalam menyergap pelaku teroris secara brutal di secara bersamaan di beberapa daerah di Jawa kemarin.
“Kita patut apresiasi kerja Densus 88. Namun, di sisi lain operasi berdurasi panjang patut dievaluasi dan diaudit. Kenapa begitu lama? ,” tanya Fadli saat diskusi dengan LICOM, melalui Blackberry Masapatut dievaluasi dan diauditngger, Jumat (10/05/2013).
Baca juga: Berusaha melawan, tujuh terduga teroris tewas ditembak dan Gerindra apresiasi SBY terima World Statesman Award
Padahal, saat penggerabekan Mabes Polri sudah dibantu satuan anggota di wilayah penangkapan. “Operasi didukung aparat 18 orang tim Densus 88 dibantu tim Polda Jabar dan Polres Bandung. Operasi harusnya bisa lebih singkat. Apalagi jumlah
terduga teroris jauh lebih sedikit dan minim perlawanan,” katanya.
Lagi-lagi Fadli mengkeritik tindakan represif pasukan berlambang burung hantu ini, yang menghambur-hamburkan peluru, padahal penembakan hanya satu arah. “Peluru royal sekali berhamburan tapi terlihat satu arah. Apakah memang ada baku tembak? Tak perlu rakyat disuguhkan teroristainment itu berbahaya,” himbau Fadli.
Operasi terbuka dan panjang seperti kemarin, bisa memicu radikalisme baru. Bahkan dendam lebih hebat dari kerabat dekat. Apalagi, mereka belum tentu benar sebagai teroris, karena status mereka (teroris) baru terduga. @endang
Andiono Hernawan @lensaindonesia 10 May, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/10/operasi-densus-88-jangan-hanya-jadi-teroristainment.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment