Saturday, March 2, 2013

Teluk Lamong Bakal Digarap Dua Kontraktor Asing

LENSAINDONESIA.COM: Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) (Pelindo III) menyiapkan anggaran senilai USD 162.579.599 atau setara dengan Rp 1,5 Triliun untuk pemenuhan alat angkat dan angkut serta sistem operasi di Terminal Multipurpose Teluk Lamong (TMTL).

Dana itu diperuntukkan untuk pengadaan 10 unit Ship to Shore Crane (STS), 20 unit Automated Stacking Crane (ASC), 5 unit Straddle Carrier (SC), 50 unit Combined Terminal Tractor (CTT), dan pengadaan Terminal Operating System (TOS).

Baca juga: Pelindo III Raih Predikat "Cukup Terpercaya" dan Pelindo III Siap Hadapi Lonjakan Penumpang Natal dan Tahun Baru

Dari perencanaan itu, Pelindo sudah mendapatkan pemenang lelang. Untuk pengadaan STS Crane, ASC, dan SC yakni Konecranes, sebuah perusahaan asal Finlandia, sedangkan untuk pemenang pengadaan CTT adalah Gaussin SA, perusahaan yang berasal dari Perancis.

“Lelang pengadaan Terminal Operating System dimenangkan oleh Realtime Business Solutions PTY. LTD, sebuah perusahaan yang berpusat di Australia. Perusahaan ini telah menunjuk PT Primus Indonesia sebagai perwakilan mereka di Indonesia, jadi nanti yang mengerjakan adalah PT Primus Indonesia,” kata Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, Sabtu (2/3/2013).

Djarwo menyatakan, sebelumnya pelindo mendapat empat perusahaan untuk melakukan pekerjaan pengadaan alat angkat dan angkut serta sistem operasi di TMTL. Keempat perusahaan itu telah dinyatakan sebagai pemenang lelang dalam pelelangan terbuka yang dilakukan Pelindo III beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, salah satu alat yang akan digunakan di TMTL merupakan alat baru di bidang kepelabuhanan. Alat tersebut adalah Automated Stacking Crane yang saat ini baru digunakan di tiga negara di dunia yakni Jerman, Arab Saudi, dan Spanyol.

Ia menegaskan, dalam tender ini TMTL merupakan terminal kedua di dunia yang menggunakan alat Automated Stacking Crane setelah APM Terminals Tangier, Maroko. “Kita merupakan negara keempat di dunia yang menggunakan alat ini, sekaligus menjadi yang pertama di Asia Tenggara,” lanjutnya.

Dijelaskan, Automated Stacking Crane adalah sebuah alat yang memungkinkan untuk dikendalikan dari jarak jauh. Pengoperasiannya dilakukan dari dalam sebuah ruang kendali yang terpisah jauh dari alat tersebut. Selama ini operator alat berat selalu berada di dalam alat berat yang dikendalikannya.

“Nantinya operator tidak harus berada di dalam alat itu, nanti mereka akan berada di sebuah ruangan (control room) dengan layar monitor, tuas pengendali dan lain sebagainya, karena itu perempuan pun dengan mudah bisa menjadi operator alat ini,” jelas Djarwo.

Djarwo menyatakan, peralatan yang digunakan itu merupakan peralatan yang ramah lingkungan. Peralatan akan dioperasikan dengan tenaga listrik sehingga akan mengurangi emisi gas buang atau polusi udara. @Panjichuby_666

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Andiono Hernawan @lensaindonesia 02 Mar, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/03/02/teluk-lamong-bakal-digarap-dua-kontraktor-asing.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment