LENSAINDONESIA.COM: Premanisme ternyata tidak hanya menjamur dan meresahkan masyarakat kota-kota besar saja, seperti yang terjadi dan ramai diulas disejumlah media cetak maupun elektronik . Tetapi premanisme berkedok debt collector juga tumbuh subur di wilayah “Kota Santri” Kabupaten Gresik.
Pantauan dilapangan, ciri-ciri preman berkedok debt collector biasanya mencari mangsanya di sudut-sudut perempatan. Mereka membawa buku tebal yang berisi catatan nomor polisi (nopol) kendaraan yang menunggak bayar.
Baca juga: Kantor PT Summit Oto Finance Gresik Digeruduk Warga dan Kantor Otto Finance digerebek polisi
Jika diketemukan nopol yang sama dengan catatan kamus tebal yang selalu berada dipangkuanya, maka target kemudian dikejar dan motornya dirampas dijalan, dengan dalih belum bayar cicilan.
“Silahkan urusan dikantor (lising), sambil merampas kontak sepeda motor, modusnya seperti ini. Dan mereka tidak perlu menghafal nopol, karena dikamusnya itu nopol wilayah dan angkanya genap ganjil sudah berurutan, sehingga tidak perlu lama untuk mengetahui unit sepeda yang dianggap bermasalah,” tutur Sugeng, warga Gresik Kota Baru (GKB), Senin (08/04/2013)
Kepada LICOM ia mengaku, beberapa waktu lalu dirinya pernah bertengkar dengan para preman leasing yang akan merampas motornya.
Diungkapkan Sugeng, jika masyarakat yang tidak tahu modus dan takut mengahadapi debt collector tersebut, maka ia bakal kehilangan sepedanya yang sebenarnya ia juga sudah ikut memiliki motor tersebut, karena telah membayar cicilan dan sekaligus uang muka sesuai kesepakatan.
Kata Sugeng, para debt collector tersebut selalu merampas motor dengan dalih agar kreditur menyelesaikan pembayaran di kantor leasing. Tetapi setelah benar-benar mau diselesaikan, motor korban akan disembunyikan dan dilelang.
“Kalau premenya ini nanti mau diajak menyelesaikan mereka bakal mbulet (alasan) yang di luar kotalah. Karena mereka itu sebenarnya merampok berdalih menagih tunggakan pembayaran. Dan mereka sebenarnya nggak berani, sebab pernah saya tantang tawuran nggak berani malah jaluk sepuro kok (minta maaf),” ujar Sugeng sambil menyarankan agar preman leasing ini serius ditangani pihak aparat.
Dari investigasi dilapangan, para pria yang selalu berwajah tak bersahabat ini mangkal di pintu masuk Romokalisari tepatnya di jembatan atau gapura pintu masuk Gresik, perempatan Setolang (lampu merah), pertigaan Randuagung atau pertigaan Petrokimia Gresik.
“Mereka biasanya nongkrong dan sepeda motor mereka siap tancap gas,” tutu Anwar warga Jl Wahidin Sudiro Husodo Gresik ini.
Menurut sejumlah warga yang pernah indent sepeda motor untuk dibeli cash, di hampir seluruh dealer yang ada di Gresik nyaris tidak teralisasi. Pihak dealer beralasan bahwa barangnya tidak ada dan cenderung diarahkan untuk kredit.
“Sebenarnya ini hanya modus mereka saja, tetapi jika kita akadnya kangsung kredit tidak lama. Hanya dengan uang Rp500 sudah bisa bawa sepeda motor,” ungkap Suwandi warga Pulo Pancikan Gresik.
Dengan kredit imbuh, Suwandi karena banyaknya motor yang beredar maka angka laba dari prosentase kredit dalam akumulasinya akan semakin tinggi pula.
“Kasus lising ini sebenarnya adalah perdata, tidak bisa para preman ini marampas di jalanan. Kalau memang user tidak bisa bayar dalam jangka waktu tertentu bisa dimasukkan ke pengadilan perdata. Kalau di jalanan ini sudah perampasan, dan termasuk tindak pidana,” ujar pria yang juga anggota Polisi Polres Gresik ini.
Semantara pakar hukum pidana dari Universitas Airlangga (unair) Surabaya I Wayan Titip Sulaksana mengatakan, para preman leasing ini mamanfaatkan kreditur yang cicilan nya menunggak. Dengan cara menakut-nakuti user, yang seolah-olah ia syah melakukan perampasan dengan dalih wan prestasi.
“Sebenarnya leasing inilah yang menciptakan premanisme. Karena rata-rata yang dihadapi adalah orang orang yang tidak memahami hukum. Para preman ini bukan karyawan leasing, meraka orang luar tetapi saat beraksi selalu mengatasnamakan petugas dari sebuah leasing,” jelas Wayan.@masduki mohammad
Ari Purwanto @lensaindonesia 08 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/08/awas-preman-berkedok-debt-collector-marak-di-gresik.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment