Wednesday, April 24, 2013

RSUP Persahabatan bantah dugaan malapraktek - Girilaya Real Groups

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

LENSAINDONESIA.COM: Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Mohammad Syahril di RSUP Persahabatan, Rawamangun, Rabu (24/4/13) mengatakan, pihaknya telah memberikan tindakan medis yang sesuai dengan standar operasional pelayanan (SOP) kepada pasien atas nama Anna Marlina Simanungkalit (38).

Menurut Syahril, pihaknya melalui dokter bedah Onkologi Budi Harapan Siregar menawarkan dua opsi kepada keluarga Anna mengenai tindakan medis apa yang akan di ambil pihak rumah sakit, setelah mendiagnosa penyakit Anna.

Baca juga: Geruduk Balai Kota, Buruh Minta Jokowi Abaikan Pengusaha dan Tim Medis Rumah Zakat Gunakan Perahu Karet

Anna adalah pasien yang melewati dua operasi di RSUP Persahabatan dan akhirnya meninggal dunia, 23 Maret lalu. Suami Anna, Pandapotan Manurung (41) melaporkan dugaan malapraktik yang di lakukan dokter bedah RSUP Persahabatan yang menangani Anna, ke Mapolda Metrojaya, Senin (22/4/2013) lalu.

Dengan tawaran dua opsi kepada keluarga pasien, Syahril membantah kalau salah satu dokternya yakni dr Budi Harapan Siregar, melakukan kesalahan tindakan medis atau bahkan malapraktik.

Syahril mengatakan, pada 19 Februari 2013 saat di lakukan pemeriksaan awal terhadap keluhan penyakit Anna, dokter spesialis bedah onkologi RSUP Persahabatan Budi Harapan Siregar, telah menjelaskan diagnosa awal penyakit Anna yakni Struma Multinodosa Non Toksika Curiga Ganas.

"Mengapa di katakan curiga ganas karena belum di lakukan pemeriksaan lanjut apakah tumor pada leher Anna termasuk tumor ganas atau tidak. Untuk mengetahui jenis tumor tersebut harus di lakukan operasi, dan penanganannya harus di lakukan operasi. Kami tawarkan dua opsi kepada keluarga pasien, apa tindakan yang bisa diambil,” kata Syahril.

Ia menjelaskan, ada dua opsi itu yakni bahwa operasi satu tahap yang mengangkat benjolan seluruhnya, dan opsi kedua mengambil tumor sebagai sample, lalu di lakukan pemeriksaan dengan di kirim ke laboratorium, dan setelah terbukti tumor ganas, barulah diangkat seluruhnya.

“Akhirnya keluarga pasien memilih opsi pertama. Itu semua sudah persetujuan dan keinginan pasien. Juga telah dilakukan operasi terencana,” jelas Syahril.

Syahril membantah pihaknya telah melakukan kesalahan dalam operasi pertama yang menyebabkan pembekuan darah sehingga harus dilakukan operasi ulang seperti yang dituduhkan pihak keluarga pasien. Operasi kedua di lakukan karena ada pembengkakan di leher dan di duga ada pendarahan atau bekuan darah.

“Setelah dioperasi di temukan kebocoran pada saluran makanan atau esofagus pasien. Di duga karena proses keganasan tumor tersebut,” pungkasnya.@winarko

 

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Catur Prasetya @lensaindonesia 24 Apr, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/24/rsup-persahabatan-bantah-dugaan-malapraktek.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment