LENSAINDONESIA.COM: Sungguh sangat ironis dan memprihatinkan. Sebab, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Unicef, anak yang mengalami tindakan kekerasan mencapai 47 persen. Hal tersebut diungkapkan Perwakilan Unicef Jawa Timur dan Jawa Tengah, I Made Sutama, Rabu (24/4/2013).
"Kekerasan terhadap anak baik secara psikis dan fisik akhir-akhir ini memang masih sering terjadi. Unicef pernah melakukan survei di Bondowoso dan beberapa sekolah. Hasil survei itu menyebutkan bila jumlah kekerasan terhadap anak itu mencapai 47%,” kata I Made Sutama.
Baca juga: BKBPM Malang rintis 'Keluarahan Layak Anak' dan Debat kandidat Pilwali Malang ditarif, Mujais absen
Disebutkan pria yang akrab disapa Made ini bahwa kekerasan tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata. Namun, kekerasan yang dialami anak itu juga bersifat psikis. Ironisnya lagi, tegas dia, kekerasan yang dialami anak itu tidak hanya terjadi di tingkat rumah tangga maupun sekolah yang bersifat privat. Namun, juga banyak terjadi di di ranah publik.
Bahkan, terang dia, yang paling banyak terjadi justru di ranah publik. Pergeseran itu, menurut analisa dia, karena adanya undang-undang tentang kekerasan dalam rumah tangga (UU KDRT).
Makanya, dia menilai perlu adanya sistem yang bisa mencegah terjadinya kekerasan pada anak. Terutama tindakan kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah yang selama ini marak. Sehingga tidak terjadi lagi –seperti– tindakan pencabulan yang dilakukan oknum guru pada anak.
Karena itu, kata dia, sistem adanya kota atau kelurahan layak anak patut dijadikan model. Begitu juga di lingkungan sekolah. Menurut dia, harus ada rambu-rambu sebagai standart operasional sehingga bisa mencegah oknum guru melakukan tindakan kekerasan pada siswa atau anak. @aji dewa roisky
Catur Prasetya @lensaindonesia 24 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/24/wow-47-persen-anak-alami-kekerasan.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment