LENSAINDONESIA.COM: Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur mengimbau para peserta Ujian Nasional (UN) 2013 tidak perlu “ngoyo” (memaksakan kehendak) untuk mengikuti pelaksanaan UN dalam keadaan sakit. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dindik Jatim, Harun.
“Para siswa yang sedang sakit tidak perlu ngoyo untuk mengikuti UN. Kan masih ada susulan, dan kalau tidak memungkinkan bisa ikut ujian paket A, B atau C,” ungkapnya pada LICOM, Kamis (25/4).
Baca juga: LPP Lamongan minus 0,02 % dan Pasangan SMS unggul telak 59,81 persen
Harun minta, para orang tua dan guru bisa melihat kondisi para anak/siswanya. “Yang tau keadaan itu kan siswanya sendiri. Jadi jangan dipaksakan lah. Orangtua dan guru juga harus ikut mengawasi dan tidak memaksakan,” imbuhnya.
Pernyataannya ini menanggapi kasus meninggalnya Ahmad Dahlan (15), seorang siswa SMPN 3 Surabaya karena sakit usai mengikuti UN. Diketahui, Ahmad Dahlan nekat mengikuti UN dalam keadaan sakit selama tiga hari. Akibatnya, usai UN hari ketiga, Rabu (24/4) kemarin, kondisinya ngedrop dan mengembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sementara, Kepala SMPN 3 Surabaya Retno Indah, membenarkan kabar kematian siswanya. Dia menjelaskan, Ahmad sempat mengikuti unas hari pertama sampai
ketiga. Kondisinya pun sehat dan tidak ada keluhan. Hanya saja, saat unas hari ketiga sebelum mengerjakan soal, Ahmad sempat muntah-muntah.
“Ya dia sempat muntah saat hari ketiga. Tapi setelah itu dia tetap mengerjakan soal UN sampai selesai. Beberapa jam kemudian saya mendapat kabar Ahmad meninggal karena penyakit DB (demam berdarah). Sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi dokternya mengatakan dia sudah meninggal dunia. Kemungkinan meninggal dalam perjalanan,” pungkasnya. @sarifa
Catur Prasetya @lensaindonesia 25 Apr, 2013
enclosure:
-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/04/25/dindik-jatim-imbau-siswa-tidak-ngoyo-ikuti-un-2013.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
No comments:
Post a Comment