Monday, March 25, 2013

Gubernur Soekarwo jadi “dosen” kemiskinan di Universitas Brawijaya

LENSAINDONESIA.COM: Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengkuliahi civitas akademika Universitas Brawijaya saat peresmian magister untuk program studi (Prodi) kemiskinan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UB Malang, Senin (25/03/2013).

Gubernur yang populer dipanggil Pakde Karwo itu berharap, dengan pembukaan magister untuk Prodi kemiskinan ini bisa mempercepat akselerasi pengentasan kemiskinan di Jawa Timur, khususnya.

Baca juga: Pasca Pemilu 2014, Peranan Perempuan Semakin Kecil dan FMPH Ragukan Obyektivitas Penelitian Universitas Brawijaya Malang

“Ini merupakan ide yang mungkin remeh tapi tidak pernah disadari. Padahal sangat penting. Sebab, penanganan kemiskinan selama ini belum dilakukan pengkajian secara akademis dan komprehensif,” jelas Pakde Karwo yang diamini Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Pemprov Jatim, Zarkasi.

Dijelaskan dia, bahwa selama ini tidak ada perguruan tinggi di Indonesia, bahkan dunia yang membuka prodi soal kajian kemiskinan. Yang ada hanya ilmu-ilmu ekonomi, sosial dan lainnya. Sedangkan soal kemiskinan belum ada.

“Memang ada informasi di Korsel ada perguruan tinggi yang buka soal kemiskinan global. Jika informasi itu tidak benar, maka satu-satunya perguruan tinggi yang buka kajian kemiskinan baru di Indonesia, yaitu UB ini,” jelas Zarkasi.

Makanya, Pemprov Jatim meminta UB membuka prodi kajian kemiskinan. Kerjasama ini akan berlangsung selama tiga angkatan. Untuk angkatan pertama sebanyak 20 mahasiswa yang merupakan PNS dari lingkungan Pemprov Jatim. Sedangkan satu mahasiswa lainnya dari masyarakat umum.

Menurut dia, dengan dibukanya magister prodi kemiskinan ini diharapkan kemiskinan di Indonesia, khususnya Jawa Timur bisa mencapai zero bahkan semuanya jadi kaya. Itu mengingat selama ini warga miskin di Jatim berdasarkan BPS tahun 2008 mencapai jutaan.

Bahkan, data terakhir tahun 2012 warga miskin itu mencapai 4.960.540 orang. “Itu setelah mengalami penurunan sekitar 13 persen sejak tuga tahun lalu. Jadi, setahunnya kemiskinan itu menurun sekitar 1.060.000 orang dari total penduduk Jatim saat ini yang mencapai 38 juta orang. Kita harapkan warga Jatim ini menjai kaya semua setelah prodi ini dibuka,” tandasnya.

Harapan senada juga diungkapkan Dekan FISIP UB, Darsono. Menurut dia, target dari pembukaan prodi kajian kemiskinan untuk magister ini memang sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Sehingga, tidak ada warga miskin, yang ada hanya warga kaya. Alasannya, lulusan dari magister kajian kemiskinan ini diharapkan bisa memiliki keahlian dalam menangani masalah kemiskinan.

“Karena itu, para pengajarnya melibatkan praktisi. Nantinya, mahasiswa melakukan kajian studi kasus dalam menangani kemiskinan. Itu mengingat antar daerah tidak bisa disamakan dalam menanganinya,” pungkasnya.@aji dewa roisky

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Catur Prasetya @lensaindonesia 25 Mar, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/03/25/gubernur-soekarwo-jadi-dosen-kemiskinan-di-universitas-brawijaya.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment