Tuesday, May 21, 2013

Ternyata praktek joki tes masuk perguruan tinggi bukan hal baru

LENSAINDONESIA.COM: Pengakuan pria sebut saja Mr Y ini cukup mengejutkan. Dia menyebut bahwa praktek perjokian dalam ujian tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah malang sudah cukup lama berlangsung.

Ia berani berkomentar soal adanya kasus perjokian itu karena ia sendiri pernah ikut serta menjadi joki, bahkan ia juga pernah menjadi ‘sutradara’ dalam praktek perjokian ini. “Saya tertawa dengar kasus tersebut karena kasus perjokian ujian sudah bukan hal yang baru dalam pendidikan Indonesia,” cetus pria yang mengaku Alumni ITS ini.

Baca juga: ITS bentuk TPP terkait mahasiswanya yang terlibat praktek perjokian dan Hatta Rajasa minta Perguruan Tinggi perbanyak alumni teknik

Mr Y mengaku pernah menjadi joki saat masih menjadi Mahasiswa Baru (Maba) di ITS. “Sekitar tahun 1992 saya jadi joki tes ujian masuk PTN. Bahkan di tahun 90`an, banyak yang jadi joki TOEFL juga. Gilakan?,” cetusnya enteng tanpa rasa bersalah.

Tidak hanya sebagai joki. Beberapa tahun kemudian, Mr. Y bahkan menjadi otak operasional perjokian. “Antara 1994-1996 saya naik tingkat tidak menjadi joki lagi, namun sudah menjadi pencari joki dan mengatur jalannya perjokian. Sebenarnya sih tidak sengaja, namun kesempatan datang saat ada orang tua calon mahasiswa yang tanya kepada saya. Ya saya ambil kesempatan tersebut,” ujarnya sambil tersenyum.

Cara kerja perjokian tahun 90`an dengan sekarang tidak jauh berbeda, bahkan bisa dibilang sistemnya dan alat yang digunakan sama. “Kita pada saat itu menggunakan alat penerima gelombang, kalau tidak salah memakai frekuensi AM,” imbuhnya.

Selain menggunakan alat itu, cara yang digunakan sama saat praktek di lapangan, yaitu menggunakan kode. “Para joki dikarantina terlebih dahulu selama 2-3 hari untuk melatih kode-kode, serta penggunaan dan penempatan alat,” paparnya.

Sementara dalam segi bayaran joki, memang nominal yang dijanjikan menggiurkan. “Bayaran joki tahun 1992-1996 mencapai Rp 2 juta. Nilai itu sudah sangat sangat besar pada masa itu. Bisa menutup uang kuliah 2 semester dan kehidupan beberapa bulan kedepan,” tegasnya.

Mr Y yang mewanti-wanti identitasnya dirahasikan mengaku hal itu bentuk kenakalan remajanya saja. “Pertama memang itu adalah bentuk kenakalan, tapi juga pengaruh faktor ekonomi. Apa lagi kita hidup di kos-kosan,” tutupnya. @angga_perkasa

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Andiono Hernawan @lensaindonesia 21 May, 2013
enclosure:


-
Source: http://www.lensaindonesia.com/2013/05/21/ternyata-praktek-joki-tes-masuk-perguruan-tinggi-bukan-hal-baru.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment